Friday, January 29, 2016
Because Our Cake Is Love Made Edible
Beberapa bulan lalu Echan, putri dari nenek Tuti minta gw bikin cake tas Louis Vuitton untuk ulang tahun sang ibunda tercinta . Awalnya gw senang karena ada kesempatan untuk bikin cake tas LV. Tapi di tengah jalan, saat finishing, rasanya putus asa banget bikin logo monogram huruf LV yang bertautan. Susahnya pakai banget. Sudah mau nangis, kepingin dibatalin tapi ga mungkin. Gw sudah mendengar nenek Tuti mengidap kanker. Jadi gw pikir belum tentu tahun depan, yaitu tahun ini, gw dapat kesempatan bikin kue untuk nenek Tuti lagi. Akhirnya dengan serpihan tekad dan niat yang sudah berkeping-keping tetap berusaha membuat logo huruf itu satu per satu. Dan selesai juga.
Waktu mengirimkan kue ini, gw ga berharap banyak kalau bakal disukai sang nenek Tuti. Maklum ini cake bentuk tas pertama yg gw bikin. Gw sendiri masih belum puas dg hasilnya, krn gw belum menemukan slag dan alat yg benar utk membuat monogram itu.
Gw kirim kuenya saat magrib. Kue ini kejutan dari Echan untuk sang bunda.
Malamnya Echan mengirimkan pesan lewat wa. Membaca wa Echan rasanya jadi terharu.
Gw tahu gw selalu pakai tagline "because our cake is love made edible" di instagram.
Tapi sore ini saat mendengar nenek Tuti sudah berpulang, barulah gw mengerti arti sesungguhnya tagline "because our cake is love made edible"
Karena lewat nenek Tuti gw mengerti kue ini bukan semata2 gw baking dan decorate saja, tapi karena ada koneksi ikatan cinta kasih sayang antara Echan dan sang bunda sampai nenek Tuti bisa berkaca-kaca saat menerima kejutan kue tas LV ini.
Selamat jalan nenek Tuti. Sekarang nenek Tuti sudah sembuh dan bebas dari derita badani. Terima kasih masih diberi kesempatan menjadi bagian yang membahagiakan di usia yang terakhir.
Semoga Echan dan keluarga diberi ketabahan.
posted from Bloggeroid