Thursday, December 29, 2016

GAGAL PAHAM

Seseorang selalu gagal paham dengan pekerjaan saya jadi tukang kue penjual klappertaart dengan ijazah desain interior.

Jujur saja sekian tahun pertama, periode 2011-2014 saya masih minder jika ada yang menyinggung tentang kenyataan ini. Saya pernah gagal jadi desainer interior, gagal berbisnis kitchen set dan walk in closet.

Tapi saat ini, di 2016 akhir, sudah akan memasuki 2017. Jika ada yang menyinggung pekerjaan tukang jualan kue dengan ijazah desainer interior, maka saya bukan lagi insecure dan minder, tapi jengkel. Susah sekali sih memahami pekerjaan baru saya ini justru saya lebih sukai. Pekerjaan tukang jualan kue yang dipandang rendah ini lebih mampu menghidupi saya dan keluarga secara ajeg ketimbang dulu saat berbisnis interior.

Seorang teman pernah bertanya apakah saya merasa dulu salah ambil jurusan dengan pekerjaan saya sekarang.

Saya jawab, TENTU SAJA TIDAK!

Kuliah desain interior justru membuka dan memberi saya wawasan yang tidak akan saya dapat ketimbang jika saya mengambil jurusan sekolah memasak. Saya mempelajari prinsip desain yang kemudian saya terapkan dalam kreasi kue saya. Anda mungkin tidak menyadarinya. Tapi saya sadar betul mengapa kreasi saya disukai. Itu karena prinsip desain yang saya terapkan dalam kue saya. Kesatuan, irama, dinamika, keseimbangan, proporsi, semua itu saya terapkan dalam kreasi kue saya.
Aplikasinya pada rasa, ukuran, bentuk dan tekstur dalam kue yang saya buat.

Seorang baking blogger, pernah mengenyam pendidikan kuliner di kampus memasak ternama di Amerika bahkan memaparkan lebih banyak ruginya belajar memasak di kampus jika Anda hanya berminat menjadi baker dan membuka usaha sendiri. Bukan salah berkuliah di kampus memasak, tapi lebih berguna jika kita memang berniat mempelajari memasak gaya Perancis, dan bekerja memasak di hotel. Dia, seorang perempuan, menulis di blognya, belajar di kampus memasak, lebih merugikan karena Anda tidak turun tangan langsung memasak sendiri tapi dengan berkelompok. Anda harus berbagi tugas, menyiapkan bahan, daripada memasak.

Jadi jangan pernah tanya atau meragukan lagi pekerjaan saya berjualan kue dengan ijazah desain interior. Ijazah desain interior saya itu yang membuat saya berhasil mengkreasikan kue yang bukan hanya sedap dipandang mata, tapi juga sedap di lidah.

Sunday, October 23, 2016

Lima Tahun Klappertaart Online



Sangat terlambat memposkan tulisan ini. Padahal saya sempat woro-woro dua bulan sebelumnya.
Klappertaart Online berulang tahun 20 Juli 2016 yang lalu.
Dua bulan sebelumnya berarti bulan Mei saya sudah woro-woro. Kalau ada yang tak mengerti woro-woro, menggaungkan, menggemakan adalah kata pengganti yang tepat.
Lima tahun usia Klappertaart Online. Perjalanan lima tahun yang berat. Kadang terasa berjalan di tempat. Kadang harus menitikan air mata dan keringat.
Tapi puji Tuhan, bisa menginjak tahun kelima.
Dulu setahun pertama, ada orderan sebulan sekali saja sudah bersyukur.
Ada proses pencarian identitas. Mengingat saya tidak memiliki latar belakang pendidikan memasak. Berjualan Klappertaart ini bisa dikatakan karena terdesak tuntutan ekonomi.
Usaha mebel dan kitchen set sudah tutup sebelum almarhum ayah saya sakit dan meninggal. Melamar pekerjaan di sejumlah importir mebel tak kunjung diterima. Sepeninggal ayah, bingung harus mengerjakan apa, sepupu dari Manado datang dan mengajarkan membuat Klappertaart.
Muncul ide berjualan Klappertaart. Hingga saat ini, lima tahun kemudian.
Terima kasih untuk Tuhan yang terutama dan pertama. Keluarga yang kedua. Teman-teman yang sudah mendukung selama ini.

Thursday, March 3, 2016

TV BIRTHDAY CAKE



Every birthday cake has its story. This one is for Dina Harini. Lil sister of bestseller Lupus author, Hilman Hariwijaya. She herself is a script writer for some FTVs. A hard core fan of Paramitha Rusady during her high school era. Back then when you asked her what's her name she would answer "Mitha". Yes just like Paramitha Rusady :)))) She has steel heart. She said that she never cry.
Because our cake is love made edible.
WA Our cake is ♥ made edible.
WA/SMS 08892505753
Line klappertaartonline
E klappertaarton@gmail.com

posted from Bloggeroid

Sunday, February 21, 2016

Friday, January 29, 2016

Because Our Cake Is Love Made Edible



Beberapa bulan lalu Echan, putri dari nenek Tuti minta gw bikin cake tas Louis Vuitton untuk ulang tahun sang ibunda tercinta . Awalnya gw senang karena ada kesempatan untuk bikin cake tas LV. Tapi di tengah jalan, saat finishing, rasanya putus asa banget bikin logo monogram huruf LV yang bertautan. Susahnya pakai banget. Sudah mau nangis, kepingin dibatalin tapi ga mungkin. Gw sudah mendengar nenek Tuti mengidap kanker. Jadi gw pikir belum tentu tahun depan, yaitu tahun ini, gw dapat kesempatan bikin kue untuk nenek Tuti lagi. Akhirnya dengan serpihan tekad dan niat yang sudah berkeping-keping tetap berusaha membuat logo huruf itu satu per satu. Dan selesai juga.
Waktu mengirimkan kue ini, gw ga berharap banyak kalau bakal disukai sang nenek Tuti. Maklum ini cake bentuk tas pertama yg gw bikin. Gw sendiri masih belum puas dg hasilnya, krn gw belum menemukan slag dan alat yg benar utk membuat monogram itu.
Gw kirim kuenya saat magrib. Kue ini kejutan dari Echan untuk sang bunda.
Malamnya Echan mengirimkan pesan lewat wa. Membaca wa Echan rasanya jadi terharu.
Gw tahu gw selalu pakai tagline "because our cake is love made edible" di instagram.
Tapi sore ini saat mendengar nenek Tuti sudah berpulang, barulah gw mengerti arti sesungguhnya tagline "because our cake is love made edible"
Karena lewat nenek Tuti gw mengerti kue ini bukan semata2 gw baking dan decorate saja, tapi karena ada koneksi ikatan cinta kasih sayang antara Echan dan sang bunda sampai nenek Tuti bisa berkaca-kaca saat menerima kejutan kue tas LV ini.
Selamat jalan nenek Tuti. Sekarang nenek Tuti sudah sembuh dan bebas dari derita badani. Terima kasih masih diberi kesempatan menjadi bagian yang membahagiakan di usia yang terakhir.
Semoga Echan dan keluarga diberi ketabahan.

posted from Bloggeroid