Seseorang selalu gagal paham dengan pekerjaan saya jadi tukang kue penjual klappertaart dengan ijazah desain interior.
Jujur saja sekian tahun pertama, periode 2011-2014 saya masih minder jika ada yang menyinggung tentang kenyataan ini. Saya pernah gagal jadi desainer interior, gagal berbisnis kitchen set dan walk in closet.
Tapi saat ini, di 2016 akhir, sudah akan memasuki 2017. Jika ada yang menyinggung pekerjaan tukang jualan kue dengan ijazah desainer interior, maka saya bukan lagi insecure dan minder, tapi jengkel. Susah sekali sih memahami pekerjaan baru saya ini justru saya lebih sukai. Pekerjaan tukang jualan kue yang dipandang rendah ini lebih mampu menghidupi saya dan keluarga secara ajeg ketimbang dulu saat berbisnis interior.
Seorang teman pernah bertanya apakah saya merasa dulu salah ambil jurusan dengan pekerjaan saya sekarang.
Saya jawab, TENTU SAJA TIDAK!
Kuliah desain interior justru membuka dan memberi saya wawasan yang tidak akan saya dapat ketimbang jika saya mengambil jurusan sekolah memasak. Saya mempelajari prinsip desain yang kemudian saya terapkan dalam kreasi kue saya. Anda mungkin tidak menyadarinya. Tapi saya sadar betul mengapa kreasi saya disukai. Itu karena prinsip desain yang saya terapkan dalam kue saya. Kesatuan, irama, dinamika, keseimbangan, proporsi, semua itu saya terapkan dalam kreasi kue saya.
Aplikasinya pada rasa, ukuran, bentuk dan tekstur dalam kue yang saya buat.
Seorang baking blogger, pernah mengenyam pendidikan kuliner di kampus memasak ternama di Amerika bahkan memaparkan lebih banyak ruginya belajar memasak di kampus jika Anda hanya berminat menjadi baker dan membuka usaha sendiri. Bukan salah berkuliah di kampus memasak, tapi lebih berguna jika kita memang berniat mempelajari memasak gaya Perancis, dan bekerja memasak di hotel. Dia, seorang perempuan, menulis di blognya, belajar di kampus memasak, lebih merugikan karena Anda tidak turun tangan langsung memasak sendiri tapi dengan berkelompok. Anda harus berbagi tugas, menyiapkan bahan, daripada memasak.
Jadi jangan pernah tanya atau meragukan lagi pekerjaan saya berjualan kue dengan ijazah desain interior. Ijazah desain interior saya itu yang membuat saya berhasil mengkreasikan kue yang bukan hanya sedap dipandang mata, tapi juga sedap di lidah.
Jujur saja sekian tahun pertama, periode 2011-2014 saya masih minder jika ada yang menyinggung tentang kenyataan ini. Saya pernah gagal jadi desainer interior, gagal berbisnis kitchen set dan walk in closet.
Tapi saat ini, di 2016 akhir, sudah akan memasuki 2017. Jika ada yang menyinggung pekerjaan tukang jualan kue dengan ijazah desainer interior, maka saya bukan lagi insecure dan minder, tapi jengkel. Susah sekali sih memahami pekerjaan baru saya ini justru saya lebih sukai. Pekerjaan tukang jualan kue yang dipandang rendah ini lebih mampu menghidupi saya dan keluarga secara ajeg ketimbang dulu saat berbisnis interior.
Seorang teman pernah bertanya apakah saya merasa dulu salah ambil jurusan dengan pekerjaan saya sekarang.
Saya jawab, TENTU SAJA TIDAK!
Kuliah desain interior justru membuka dan memberi saya wawasan yang tidak akan saya dapat ketimbang jika saya mengambil jurusan sekolah memasak. Saya mempelajari prinsip desain yang kemudian saya terapkan dalam kreasi kue saya. Anda mungkin tidak menyadarinya. Tapi saya sadar betul mengapa kreasi saya disukai. Itu karena prinsip desain yang saya terapkan dalam kue saya. Kesatuan, irama, dinamika, keseimbangan, proporsi, semua itu saya terapkan dalam kreasi kue saya.
Aplikasinya pada rasa, ukuran, bentuk dan tekstur dalam kue yang saya buat.
Seorang baking blogger, pernah mengenyam pendidikan kuliner di kampus memasak ternama di Amerika bahkan memaparkan lebih banyak ruginya belajar memasak di kampus jika Anda hanya berminat menjadi baker dan membuka usaha sendiri. Bukan salah berkuliah di kampus memasak, tapi lebih berguna jika kita memang berniat mempelajari memasak gaya Perancis, dan bekerja memasak di hotel. Dia, seorang perempuan, menulis di blognya, belajar di kampus memasak, lebih merugikan karena Anda tidak turun tangan langsung memasak sendiri tapi dengan berkelompok. Anda harus berbagi tugas, menyiapkan bahan, daripada memasak.
Jadi jangan pernah tanya atau meragukan lagi pekerjaan saya berjualan kue dengan ijazah desain interior. Ijazah desain interior saya itu yang membuat saya berhasil mengkreasikan kue yang bukan hanya sedap dipandang mata, tapi juga sedap di lidah.