Thursday, April 20, 2017

Alpha Personality



Pernah satu waktu saya menonton acara di tv kabel tentang alpha personality. Alpha personality ini memang mereka yang berjiwa pemimpin. Tapi jika sejumlah orang seperti ini digabungkan, tidak akan menghasilkan apapun. Tidak akan ada kerjasama, teamwork tidak tercapai. Alpha personality hanya akan berfungsi jika mereka memiliki pengikut. 
Belakangan saya menyadari dengan mengamati media sosial. Mereka yang berhasil mencapai posisi selebtwit, instaseleb, facebookseleb kebanyakan hanya berkisar di sekitar mereka saja. Seringkali terlihat rakyat jelata yang meretweet, me-like, memavoritkan, me-screenshot status yang mereka pasang. Tapi tidak berlaku sebaliknya. 

Mungkin itu yang terjadi saat mereka mencapai puncak posisi status (media) sosial sebaga seorang berkepribadiani alpha. Self centered. 

Wednesday, April 12, 2017

Klappertaart Online di Steller

Sudah sejak tahun lalu saya membuka akun di Steller. Tentu dengan nama Klappertaart Online. Dan saya sih berharap bisa jadi Stellebrity. #halah. Soalnya jadi selebtwit belum, instaceleb pun belum, nah Steller sepertinya bisa nih. Yuk difollow akunnya (at)klappertaarton. 

Tuesday, April 11, 2017

Klappertaart Online Lolos Ke Festival Jajanan Bango 2017

Berawal dari sautan di twitter oleh mas Arie Parikesit dari Kelanarasa, berlanjut dengan pembicaraan melalui telepon dari koh Ronaldy, pemilik Bacang Ny. Lena. Ternyata ada undangan dari Kelanarasa untuk menghadiri seleksi Festival Jajanan Bango 2017.


Saya segera menyiapkan klappertaart tiga rasa, original, tiramisu dan greentea. Keesokan harinya saya datang ke Kuningan, ke dapur Unilever dimana proses seleksi dilakukan.


Hampir terlambat, saya mendapatkan nomor seleksi 6. Seleksi dilakukan dengan proses wawancara oleh chef Degan Septoadji, pak Harjono Sukarno dari Badan Penanaman Modal Asing dan mas Arie Parikesit dari Kelanarasa. Senang rasanya melakukan proses wawancara ini. Karena saya seperti disegarkan kembali pada semangat mula-mula memulai Klappertaart Online. Selama proses wawancara, juga dilakukan proses pencicipan dan pemotretan produk. Seusai wawancara banyak anggota panitia yang memuji Klappertaart saya. Tentu bahagia rasanya mendengar semua itu.


Terima kasih untuk Kecap Bango karena telah memberikan kesempatan seleksi serta bingkisan tanda terima kasih yang sudah menjadi berkat bagi banyak orang.

Akhirnya proses seleksi itu berbuah manis dengan diterimanya surel pembertahuan kalau Klappertaart Online lolos dalam 20 besar hingga berhak masuk dalam proses voting melalui laman Kecap Bango.


Beginilah hasil pemotretan Klappertaart saya. Cantik sekali ya. Terima kasih untuk agensi dan fotografer serta penata gaya makanan yang mengerjakan foto ini.


Beginilah tampilan Klappertaart Online yang masuk dalam proses voting kategori Aneka Cemilan. Menggoda sekali ya.


Jujur saja awalnya saya tidak berharap banyak lewat proses voting ini. Saya cukup sadar diri. Kompetitor lainnya cukup kuat dengan nama lebih besar. Apalah Klappertaart Online hanya butiran kismis di piring hidangan yang besar. Saingan yamg menyajikan masakan gurih memang membuat Klappertaart berbeda dengan yang lainnya. Tapi tetap saja selera orang Indonesia sebagian besar pasti memilih hidangan yang gurih. 


Awalnya sempat terpikir untuk meminta bantuan seorang terkenal untuk membantu mempromosikan Klappertaart Online dalam proses voting. Saya tidak terpikir untuk menang. Tapi saya berusaha menyelamatkan kehormatan dengan tidak berada di posisi terendah. Dan bala bantuan yang tidak saya duga datang dari seorang sahabat, Michelle Walewangko. Michelle dengan susah payah mempromosikan saya, meminta alamat email kerabatnya, sahabat, kolega kantor bahkan teman-teman yang berada di luar negeri untuk dimasukan dalam proses voting. Sejujurnya saya tidak menyangka dampaknya sebesar itu. Saya hanya mengira yang terpilih adalah jumlah voting tertinggi, apapun kategorinya. Ternyata, dari tiap kategori yang dipilih yang tertinggi. 


Dan dari proses voting ini saya tahu sahabat sebenarnya itu membantu sebelum diminta. Sahabat bukan hanya bicara akan membantu, tapi sebenarnya tidak. Sahabat itu tidak lupa daratan saat berada di posisi tinggi. Lha malah curcol.
Singkat cerita, saya tidak harus meminta bantuan orang terkenal untuk menolong mengangkat Klappertaart Online. Yang menolong saya bukan orang kaya, bukan orang terkenal, seorang biasa saja, wanita karir juga ibu rumah tangga, ibu seorang putri yang peduli pada teman lama ini. Terima kasih banyak, Michelle. 


Dan inilah hasilnya, saudara-saudara!
Klappertaart Online lolos dalam Festival Jajanan Bango 2017, tanggal 6-7 Mei 2017, berlokasi di ICE, Serpong.
Terima kasih banyak klien, teman, sahabat, kerabat, kolega bahkan siapapun yang tidak saya kenal tapi sudah ikut memilih Klappertaart Online hingga masuk dalam FJB 2017. TERIMA KASIH BANYAK, TUHAN SAJA YANG MEMBALAS USAHA KALIAN UNTUK KLAPPERTAART ONLINE. 
AMIN! 

Monday, March 20, 2017

DIET DHUAFA

Teringat masa-masa sulit. Makan harus hemat. Sepeninggal ayah, saya diharapkan jadi tulang punggung keluarga. Tapi saya masih tertatih-tatih.

Satu waktu seorang kenalan baru bertanya," Sudah makan, belum?"
Saya jawab, "Belum."
Dia bertanya kembali, " Kok belum makan dari siang?"
Saya jawab, "Tadi siang sudah, makan risol dua."
Dijawab dengan lertanyaan lagi darinya, "Kamu lagi diet ya?"
Saya menjawab, "Iya, diet dhuafa."

Ya, saat-saat uang tak seberapa saya harus memutar otak bagaimana supaya uang lima belas ribu di tangan cukup untuk memberi makan tiga mulut untuk setidaknya dua kali makan dalam sehari.

Untunglah ada warung nasi padang yang menjual lauk dan sayur yang cukup seporsinya untuk dibagi bertiga. Ada gerai nasi liwet yang menjual seporsi sayur labu nikmat seharga 15ribu. Ada penjaja jajanan kue tiap pagi yg dengan 10rb cukup utk membeli 15 potong kue jajanan pasar.

Untuk harga 25rb saya bisa mendapatkan martabak telor yg nikmat buatan alumni martabak pecenongan. Atau sekbak (non halal) dengan potongan daging yang lumayan berlimpah.

Semua yang saya sebutkan ini cukup untuk kami bertiga di rumah. Adik saya karena berkantor jadi jarang makan di rumah.

Ya masa-masa pahit manis yang terkadang masih dialami hingga saat ini. Bulan-bulan seperti Maret dan April di mana pesanan kadang begitu minim. Semoga Tuhan memberi saya kekuatan melewati semua ini. Amin.

Sunday, March 19, 2017

CABE ATAU CABAI ATAU LOMBOK

Di tengah-tengah masyarakat di negara-negara maju mendorong untuk bercocok tanam di rumah, di gedung, di atap gedung dan sebagainya. Masyarakat kita menertawakan ide bertanam cabai yang diusulkan Menteri Perdagangan, kalau saya tidak salah.

Memang ide yang dikemukakan Mendag itu karena ibu-ibu mengeluhkan harga cabai yang mahal.
Tapi ide itu bukan ide yang buruk sebenarnya hingga harus ditertawakan, dirundung, dijadikan bahan ejekan.

Memang sih soal hargai cabai yang tinggi itu juga membutuhkan kebijakan dan tindakan politis, regulasi, pengawasan dan sebagainya dari pemerintah. Tapi ide bertanam cabai sendiri di rumah, bukanlah ide yang buruk. Cabai sebenarnya mudah ditanam dan dipanen.
Jadi sebenarnya tidak ada alasan untuk menolak menanam cabai di rumah. Di pot saja tumbuh kok.

Berikut ini link untuk tip bertanam cabai di rumah.http://www.pikirpikir.com/cabe-mahal-ternyata-ini-rahasia-sederhana-agar-tanam-cabe-di-pot-berbuah-lebat/2

LABEL SEHAT



Beberapa waktu lalu saya mendengarkan kisah dari sahabat saya tentang penjual kue yang gemar memampang label sehat di dagangannya. Kami tentu saja langsung membahas hal ini dengan antusias. (Baca: bergosip)

Logikanya sederhana saja. Kalau ingin sehat, tentu kita perlu tahu bahan apa saja yang digunakan. Setelah tahu bahannya, kita tentu perlu tahu bahan itu berasal dari mana. Adakah sertifikasi organik atau sehat yang terpercaya dari bahan tersebut? 

Nah menurut pengalaman saya, menggunakan label sehat pun tidak mudah. Apalagi mencantumkannya di merk dagang. BPOM alias Badan Pengawasan Obat dan Makanan tidak akan memberikan persetujuan dengan mudah. Malah lebih besar  kemungkinan pengajuan merk dagang ditolak. Karena mencantumkan sehat itu berarti kategorinya obat, bukan makanan. Kalau sehat, ukuran atau parameter makanan itu menyehatkan apa? 

Sekarang soal butter, margarin atau minyak. Manakah yang lebih sehat? 

Butter berasal dari susu sapi. Lemak hewani. Anda bisa membuat butter sendiri dengan mengocok susu sapi segar dengan mixer beberapa saat. Margarin berasal dari lemak nabati. Minyak goreng juga lemak nabati. 
Untuk penggunaan jangka panjang, penggunaan butter lebih sehat dibandingkan margarin. Kenapa? Karena margarin itu semacam butter artificial. Tapi margarin lebih baik dalam membuat cake mengembang sempurna. Tiap bahan punya plus minus masing-masing. 

Sebenarnya soal makanan sehat dan organik ini baik-baik saja. Asal tidak terlalu terobsesi. Ada yang alergi dengan gluten, tapi hasil penelitian terbaru, untuk mendapatkan bahan yang gluten free juga menggunakan bahan yang bisa memicu kanker. 
Seperti halnya ada orang -orang yang anti MSG. Padahal sebagian bahan-bahan alami pun mengandung MSG alami. 
Penggunaan gula berlebihan juga dapat memicu anak-anak mengalami hiperaktif akibat sugar rush. Tapi tanpa gula atau garam makanan akan terasa hambar. 

Saya bukan anti masakan makanan sehat. Tapi saya percaya pada proporsi makan dan pola makan yang sehat. Tidak perlu berlebihan anti ini, anti itu. Makan secukupnya dan sewajarnya, didahului dengan doa. Itu sudah cukup untuk saya. 





Saturday, March 18, 2017

TAKEN FOR GRANTED

Food Give No Barrier To Mankind

That's what they said. But I dont think I feel that all the times.

Jadi kisahnya begini. Saya memiliki seorang kenalan. Saya kira awalnya karena sama-sama menghadapi periode kegelapan, saya akan tetap memiliki seorang sahabat. Tapi rupanya masa-masa itu sudah berlalu. Hanya satu yang masih tertinggal saat semuanya melejit dan saya masih merangkak pelan.

Satu waktu kenalan itu mengajak saya untuk makan malam di restoran Thai kecil yang nikmat dekat rumah kami. Saya bermaksud membalas kebaikannya dengan mengirimkan Klappertaart buatan saya untuk keluarganya. Karena dulu saya masih sering berbagi Klappertaart dengan ibunya. Tapi jawaban yang mengecewakan saat saya mengeluhkan betapa susah untuk mengubunginya, "Gua kan nggak minta!". Sakitnya tuh di sini. #tunjukdada

Sekali waktu, berkenaan dengan kenalan yang sama, mengatakan akan memesan bronis untuk perusahaan tempatnya bekerja. Saya mengirimkan penawaran. Tapi tak ada kabar. Saya hubungi tak ada jawaban. Saya menanti-nanti dengan harap. Akhirnya setelah sekian lama ternyata jawabannya pun hanya menghasilkan kekecewaan.

Sekali waktu kenalan itu mengisyaratkan ingin carrot cake buatan saya berdua untuknya dan teman lamanya. Saya tanya kapan, dia hanya menjawab kapan saja. Oke saya bermaksud membuatnya saat setelah Lebaran, berdekatan dengan ulang tahunnya. Saaat itu beliau menjelaskan ongkosnya akan dibagi berdua dengan teman lamanya. Saya tidak bermaksud menagih bagian yang akan ditanggungnya. Tapi entah bagaimana rupanya bagian yang akan ditujukan kepada teman lamanya itu rupanya tidak jadi dibayarkan. Saya sungguh sangat amat kecewa. Dia menyangka kue yg dibagi dua itu gratis juga untuk teman lamanya yang bahkan saya tidak kenal.

Saya memang kadang suka membagikan kue gratis, tapi tentu untuk orang yang saya kenal saja. Dengan tujuan untuk mempromosikan kue buatan saya kepada teman dan kerabatnya. Orang yang tak saya kenal tidak saya beri sampel kue gratis. Karena saya tahu tidak berguna membuang-buang uang untuk orang tidak dikenal. Kue saya takkan dihargai, hanya dianggap taken for granted.

Dan benar saja, setelah dengan berat hati merelakan pembayaran yang menguap, teman kenalan saya tak pernah memesan kue saya, atau merekomendasikan kue saya kepada relasi yang lainnya. Melihatnya dalam list mutual friend hanya terus membangkitkan ingatan menjengkelkan itu. Sehingga akhirnya saya delete saja demj ketenangan batin.

Dan puncaknya adalah saat beliau ini tetiba ingin nemesan kue berukuran satu kali satu meter. Saya kemudian menghitung, berapa banyak volume resep yang dibutuhkan. Kue berbentuk kotak yang proporsional tentu butuh bahan lebih banyak daripada sebuah kue berbentuk bundar. Saya bertanya berapa banyak undangan yang akan hadir. Dia menjawab sekitar 100 orang. Saya coba menawarkan ukuran yang lebih kecil, 60x60cm. Bukan saya tidak mampu mengerjakan ukuran 1x1 meter. Tapi inisiatif saya menawarkan ukuran lebih kecil, bukan saja karena saya merasa jika saya menawarkan seukuran 1x1 m akan menjadi terlalu mahal. Ditambah saya merasa kue berukuran semeter akan membuang-buang sisa kue yang tidak termakan.

Kue berukuran satu meter paling sedikit membutuhkan 9 volume resep, tapi itu pun akan membuat kuenya terlihat cebol. Akan terlihat sangat aneh jika dipaksakan. Pasti akan butuh setidaknya 12 volume resep yang biasa. Dan itu berarti harga yang makin tinggi. Ternyata beliau menawarkan ukuran 50x50cm saja. Saya menyanggupi. Dia menayakan harganya, saya jawab. Tak ada kabar.

Tetiba satu malam, masuk pesan darinya,  "Lu belum beli bahan, kan?"

Saya tahu itu sinyal tidak jadi memesan. Saya terlanjur kecewa, saya jawab "belum".

Lebih kecewa lagi saat tahu lokasi dan betapa besar lokasi tempat acara berlangsung. Saya terlalu lugu berharap dia akan berjuang untuk kue buatan saya yang harganya tak sampai harga dua pax all you can eat di lokasi tempat berlangsungnya acara, akan dipesan. Ditambah olok-olok tentang kue kudapan saya oleh seorang hater. Saya yang diundang dalam acara tersebut berusaha nenahan rasa sedih, tidak berharga, gagal. Tapi akting wajah penuh senyum bahagia itu mudah kok.

Saya memutuskan saya harus melanjutkan hidup. Mencari pertemanan baru. Saya tahu sudah saatnya mundur dari panggung kehidupan mereka.

Saya lelah, saya menyediakan waktu, tenaga, jiwa dan hati saya untuk membuat kue demi menghargai pertemanan, tapi saya tidak mendapatkan compassion yang sama. Kesannya memang berpamrih ya. Saya hanya ingin merasa dihargai.




Saturday, March 11, 2017

Its A Highlight


Saat ini sebenarnya lagi sedikit sedih, tertekan. Tapi lihat Klappertaart Online jadi diiklankan Kecap Bango, jadi terhibur.

Tuesday, February 21, 2017

Jalan Menuju Festival Jajanan Bango






Delapan Februari 2017, ternyata menjadi salah satu hari penting bagi Klappertaart Online. Padahal sebulan sebelumnya, saya sempat kecewa karena orderan 400 cupcake batal dari salah satu jasa kredit dibatalkan. Tuhan bekerja menurut waktuNya. Sampai hari ini pun saya takjub. Seandainya pesanan itu jadi, tidak mungkin saya dapat hadir dalam seleksi Festival Jajanan Bango atas undangan mas Arie Parikesit dan Kelanarasa.

Saya baru dihubungi sehari sebelumnya, tanggal tujuh Februari. Sedikit waktu untuk mempersiapkan Klappertaart yang membuat saya dikenal selama hampir enam tahun terakhir ini.

Awalnya biasa saja, tapi pada akhirnya menjadi berdebar-debar. Melihat peserta-peserta lainnya, dengan hidangan-hidangan yang tak diragukan lagi kelezatannya, tentu membuat hati sedikit ciut. Percaya diri bagus, tapi terlalu percaya diri tentu membuat kejatuhan.
Apalagi harus berhadapan dengan tiga juri, diantaranya mas Arie Parikesit dan mantan juri Masterchef Indonesia, Chef Degan. Saya merasa seakan klappertaart saya akan diuji juri-juri Masterchef.

Mendapat nomor urut enam, akhirnya saya masuk. Mempresentasikan apa itu Klappertaart. Menjelaskan perjalanan saya membuat Klappertaart Online. Bagaimana saya mampu membuat Klappertaart saya berbeda dengan kompetitor lainnya. Mendengar Chef Degan memuji Klappermisu saya. Menyaksikan Klappertaart saya menjadi rebutan diantara para panitia.

Puji Tuhan banyak yang memuji Klappertaart saya. 

Dan akhirnya Klappertaart Online berhasil masuk seleksi 20 besar startup kuliner Nusantara. 

Mohon doa dan dukungannya agar Klappertaart Online lolos ke dalam 10 besar supaya bisa berlaga di Festival Jajanan Bango 2017 pada 6 dan 7 Mei nanti ya.
Amin!