Sunday, October 19, 2014

TARRANT BIRTHDAY PARTY



Tarrant, adalah putra ketiga dari Wahyu, atau biasa saya memanggilnya dengan nama Ayu. Kami adalah teman kuliah sejak 1996. Lama bingit ya? Ga sangka aja bertemu lagi di Facebook.
Perayaan ulang tahun Tarrant yang pertama ini diadakan di panti asuhan Yayasan Sayap Ibu di daerah Barito. Agak terharu karena pertama kali kue ulang tahun buatan saya ini dapat menjadi bagian dari berbagi dengan anak-anak panti asuhan. Mungkin ini pertanda akan ada yang berikutnya untuk panti asuhan atau rumah singgah atau bahkan rumah sakit bangsal anak-anak lainnya.
Amin!


posted from Bloggeroid

Wednesday, October 15, 2014

STAGNAN

Saat ini saya merasakan kesedihan, putus asa sedikit. Melihat usaha di bidang kue saya terasa berjalan di tempat. Meski omzet meningkat dibandingkan 3 tahun yang lalu.
Melihat usaha-usaha teman-teman yang lain begitu berkembang pesat. Ada iri pastinya. Mengapa usaha saya tidak berkembang secepat usaha mereka?
Si ini punya cabang di pertokoan mewah di kawasan Senayan dan pusat bisnis Sudirman. Si itu punya 5 cabang di sejumlah kampus.
Sementara Klappertaart Online? (T_T)"

posted from Bloggeroid

Friday, October 10, 2014

IKEA di Indonesia, di Tangerang



Hampir 20 tahun yang lalu, saat pertama menjejakkan bangku di kuliah desain interior, tak pernah terbersit kalau IKEA akan hadir di Indonesia, terutama Tangerang. Meski sudah seringkali mendengar produk-produk buatan Indonesia hadir di sejumlah ruang pamer IKEA di luar negeri sana. Hari ini sebuah katalog IKEA berbahasa Indonesia mendarat dengan manis di halaman rumah. Senang? Pastinya! Lagipula toko tempat IKEA berada hanya sejauh tersandung pun sampai dari pekarangan rumah. Saatnya berburu perlengkapan dapur saat IKEA di Alam Sutera resmi dibuka.

posted from Bloggeroid

Wednesday, September 10, 2014

Ordering A Custom Cake



What you think you're paying for is only a cake.

But what you are actually paying for:
1. A Cake
2. Someone to design your cake
3. Someone to buy the supplies for your cake
4. Classes learning special techniques for your cake
5. Hours, Days, Month, Years of practice, practice, practice for your cake
6. The expensive tools required to create your high end cake
7. The utilities including, water, gas, & electricity to make your cake
8. Liability insurance
9. The hours actually spent decorating your cake
10. Gas plus wear and tear on vehicle for shopping and deliveries
11. Someone with the skill & artistry to pull off the cake of your dreams.
12. Self employment taxes
13. And a little leftover to actually go towards suporting a family

Does it still seem fair to expect a baker to work in exchange for "exposure", or to try to haggle down the quoted price?

Do you haggle with your doctor, hairdresser, electrician, dog groomer, or local restaurant?

Custom cakes are a labor of love.
But love doesnt pay the bills.
Please show some respect.

We dont ask you to work for less, please dont ask us to work for less.

posted from Bloggeroid

Sunday, August 3, 2014

TERIMA KASIH



Tak terasa seminggu berlalu sejak hari Idul Fitri pertama, 1 Syawal 1435 Hijriah. Seakan baru kemarin. Seakan baru seminggu lalu bersiap menghadapi pesanan saat akan memasuki bulan Ramadan. Saat menuliskan ini sudah lewat sekian hari. Betapa waktu

Lewat tulisan ini saya menghaturkan ucapan terima kasih kepada Tuhan terutama, juga kepada seluruh umat Muslim yang memesan Klappertaart, Klappermisu, juga Dureantaart bahkan cake serta cookies untuk Lebaran.
Semoga semua pesanan Anda kaum Muslimin bisa menjadi rezeki bagi yang menikmatinya. Semoga semua amal ibadah selama bulan Ramadan diterima-Nya. Semoga Tuhan membalas kebaikan Anda semua yang sudah memesan kue kepada kami. Amin.


posted from Bloggeroid

Friday, August 1, 2014

Eat and Greet



Make your loved ones happy, then you'll be happy too.
Place your order now at 089637070353

posted from Bloggeroid

Thursday, July 31, 2014

Sweet Love Like Klappertaart



"Food is symbolic of love when words are inadequate."
Alan D. Wolfe

Tiga tahun bergerak dalam berjualan Klappertaart, saya menjadi saksi dalam perjalanan cinta dari beberapa pasang anak manusia.

Yang menyenangkan adalah mendengar reaksi dari sang pemesan Klappertaart saat kekasih yang dihadiahkan Klappertaart ternyata benar menyukai kue buatan saya itu.

Kesaksian seperti ini kadang membuat saya tersenyum bahagia. Senyum senyum sendiri seperti orang gila karena turut berbahagia. Itu berarti Klappertaart saya berhasil merajut satu benang lagi ke dalam jalinan tali cinta di antara mereka. Geer banget ga sih? :D

Jadi ceritanya kali ini, si A sedang dalam proses didekati seorang Duda beranak satu. Setelah jalinan cinta A yang bertahun dan terpisah jarak ribuan kilometer berakhir. Rupanya hati A mulai luluh terhadap pendekatan D yang gencar menghubunginya. Serta memesan rangkaian bunga hasil rancangan A. Si A kemudian memesan Klappertaart untuk diantarkannya sendiri kepada sang Duda dan anak semata wayangnya. Dan ternyata sang Duda menyukai Klappertaart, sementara anak semata wayangnya menyukai Klappermisu. Si A kemudian menghubungi saya untuk memberi tahu kabar gembira itu. Membuat saya juga turut berbahagia untuknya.

Jadi kalau kalian sedang pendekatan, atau sedang menjalin hubungan cinta, coba deh kirimkan Klappertaart. Klappertaart won't break your heart. Call us now to place your order. 08892505753/089637070353.

"It's absolutely unfair for women to say that guys only want one thing: sex. We also want food." 
Jarod Kintz



"The people who give you their food give you their heart." 
Cesar Chavez

posted from Bloggeroid

Wednesday, July 23, 2014

EURO CARS CUPCAKES





Sejak awal Juni, salah seorang pelanggan lama, mbak Rina bertanya-tanya tentang cupcake hias yang pernah saya buat. Berhubung cupcake hias memang harga material dekorasinya mahal, saya berasumsi beliau urung memesan cupcake hias untuk hadiah ulang tahun seorang bapak dari seorang anak remaja.

Hingga Minggu pagi tanggal 20 Juni 2014 lalu, saya mendapat pesan pendek tentang pemesanan cupcake hias bertema logo mobil.

Memang sejak awal mbak Rina menyatakan ingin memesan cupcake hias bertema mobil. Saya segera melakukan riset kecil-kecilan untuk mendapatkan gambaran cupcake atau kue bertemakan mobil. Memang bapak yang saat itu, kemarin tepatnya, berulang tahun, adalah seorang penggemar mobil.

Saya sempat menyodorkan moodboard, gambaran kasar seperti apa cupcake hias bertema mobil ini dapat dibuat. Memang dari hasil riset yang saya temukan, kebanyakan tema mobil untuk cupcake hias lebih pas untuk anak laki-laki berusia balita hingga remaja ketimbang untuk seorang bapak yang akan berusia 55 tahun.

Hingga akhirnya saya mendapat konfirmasi kepastian pemesanan dari mbak Rina yang memilih untuk menggunakan hiasan bertema logo merek mobil daripada yang bertema kartun seperti Cars dari Disney.

Sebenarnya jeda waktu dua hari untuk mengerjakan cupcake hias terasa singkat buat saya. Hingga akhirnya saya memutuskan untuk membuat edible printing. Selain untuk memudahkan dan menyingkat waktu pengerjaan, juga demi kesempurnaan tampilan logo itu sendiri. Logo mobil mewah seperti ini menurut saya tampil lebih hidup dengan printing daripada fondant.

Minggu malam saya masih berkutat dengan cake hantaran Lebaran untuk label musik pesanan musik weblog Creativedisc(dot)com. Senin saya mengebut dengan mengerjakan logo sejumlah mobil keluaran Eropa. Maafkan saya produsen mobil Jepang, tapi mobil Eropa masih menjadi rindu dendam saya. ;-)

Senin malam saya mengirimkan desain logo ke toko bahan kue Lowids, langganan saya dalam pengerjaan edible printing. Malam itu juga saya mengerjakan red velvet cupcake. Red Velvet adalah pilihan mbak Rina sendiri. Sementara untuk fillingnya diserahkan kepada saya. Saya yang tak begitu menyukai cream cheese menyarankan whip cream. Saya menyukai whip cream karena lebih terasa ringan daripada cream cheese. Memang tak sesuai pakem pengerjaan red velvet itu sendiri, but who cares! I bake this one, and my client seems dont mind.

Untuk filling dan cupcake topper, whip cream adalah pilihan. Di atasnya saya meletakan selapis white gum. Kemudian selapis satin ice dark chocolate. Dan terakhir barulah lapisan edible printing.

Hasilnya seperti dapat Anda lihat di foto atas.

Jadi jika Anda ingin membuat kado istimewa untuk orang-orang terkasih, hubungi saya di 089637070353 atau whatsapp 08892505753. Mari kita bicara desain kue yang Anda inginkan.

posted from Bloggeroid

Thursday, July 17, 2014

LOVE JOURNEY






Rasanya tidak bisa bicara banyak lagi.
Cinta sejati dan kesetiaan ditemukan dimana keduanya sudah mulai langka.

Pictures courtesy of Huffington Post.

posted from Bloggeroid

Tuesday, July 15, 2014

NOBAR atau BUKBER



Saya bukan penggemar bola. Kenyataannya saya ini fobia bola. Dulu jaman sekolah saya paling takut kalo kena bola pas main kasti, dioper bola pas main bola basket yang menurit saya bola paling berat, dilambungkan bola voli. Kalo dekat lapangan golf saya takut ada bola nyasar kena kepala. Hahahaha.

Saya baru jadi pemerhati World Cup itu sejak tahun 1998. Itu juga karena kesebelasan favorit saya, Perancis. Terakhir saya nonton bateng itu pas tahun 2008. Lupa piala Eropa atau Liga Inggris kalo ga salah. Nonton bareng di Cafe Oh lala, Djakarta Theatre. Nonton bareng Alexander aMrazing Tian, Cahyo, Uchi dan lain lain. Memories!

Ternyata seru juga ya nonton bareng. Nonton berjamaah istilah yang lebih pas buat edisi Ramadan kali ini ya. Hehehe.

Kegiatan berjamaah yang juga seru tuh ya pas buka bersama, bukber. Memang seperti kata oom William Wongso, makanan itu bisa menjembatani segala perbedaan di antara kita.

Meski bukan Muslim dan tidak berpuasa, saya merasakan kegembiraan buka puasa bersama. Bagaimana segala jajanan pasar yang jarang muncul tetiba hadir. Setidaknya kehadiran Ramadan membawa berkah bagi pedagang makanan dadakan.

Saya ingat tahun 2011 saya mengikuti buka bersama para blogger Multiply di Bogor. Kegiatan diawali dengan bercengkerama di Kebun Raya Bogor, berfoto bersama tentunya. Diakhiri buka bersama di Mbah Jingkrak. Seru pastinya. Kira-kira 50 orang lebih waktu itu. Karena berdekatan dengan peringatan hari Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus. Kami diharuskan mengenakan busana bertema merah putih. Seru ya!

Buka bersama menjadi kesempatan untuk bertemu dengan keluarga, sahabat, teman lama yang jarang dapat dijumpai dengan jarak, kesibukan dan kemacetan Jakarta ini. Ya kali tiap bertemu mereka hanya di acara kawinan, kematian atau ada yang menginap di rumah sakit.

Makan (baca: buka) bersama (seharusnya) membuat kita merasa santai dan bisa menjalin tali silahturahmi kembali. Semoga Ramadan kali ini dapat membawa berkah bagi kita semua.


posted from Bloggeroid

Monday, July 7, 2014

IDUL FITRI HAMPERS



Klappertaart Hampers
@ 20 cm square pan IDR 190K
@ 23 cm h 4cm circle / 24 cm h 3,5cm square pan IDR 230K
Incl. Greetings card, fancy corugated box, delivery fee jakarta, depok, bekasi, serpong, tangerang.
Due to our busy schedule, place your order 5 days in advance with 50% deposit.
Last order 21 July 2014.
Order via sms 089637070353, whatsapp 08892505753



Klappermisu Hampers
@ 20 cm square pan IDR 215K
@ 23 cm h 4cm circle / 24 cm h 3,5cm square pan IDR 250K
Incl. Greetings card, fancy corugated box, delivery fee jakarta, depok, bekasi, serpong, tangerang.
Due to our busy schedule, place your order 5 days in advance with 50% deposit.
Last order 21 July 2014.
Order via sms 089637070353, whatsapp 08892505753

posted from Bloggeroid

Saturday, July 5, 2014

Waiting For Klappertaart



Seperti judul film. Seakan poster film. Kenapa saya memilih instamag dengan desain seperti gambar di atas karena hari ini, seorang pelanggan dari kota Malang terpenuhi keinginannya. Seperti kisah sebuah film, meski entah film apa. Saya sih teringat pada You've Got Mail.

Adalah dr. Rendi Yoga, pernah bertugas di Sumbawa. Salah seorang pasiennya pernah membawakannya Klappertaart. Sejak pindah ke Malang, ia belum menemukan Klappertaart seperti yang pernah dikonsumsinya di Sumbawa dulu. Hingga ia menemukan Klappertaart Online lewat social media sekitar sebulan yang lalu.

Ia bertanya apakah bisa Klappertaart saya bisa dikirimkan ke Malang. Sayangnya tidak bisa. Tapi beruntungnya dr. Rendi, karena keluarga saya awal tahun ini baru pindah ke Malang. Dan kebetulan awal bulan ini dua sepupu saya akan mudik ke Malang untuk pertama kalinya. Saya mencoba mengkonfirmasi dr. Rendi jadi memesan Klappertaart. Beliau memesan sedus isi 9 cup.

Subuh tanggal 4 Juli 2014 saya dan ibu mengantarkan kedua sepupu ke bandara lengkap dengan sedus 9 cup Klappertaart pesanan dr. Rendi yang sudah saya masak semalam sebelumnya. Sebenarnya saya agak kuatir karena kedua sepupu saya mendarat di Surabaya, bukan Malang. Perjalanan dari bandara Juanda menuju Batu, tempat keluarga paklik dan bulik saya tinggal tentu bukan waktu yang singkat.

Tapi beruntung tidak ada masalah selama di perjalanan, seperti yang saya kuatirkan. Dan malamnya saya mendapatkan satu lagi kesaksian, dari dr. Rendi yang memuji kelezatan Klappertaart saya. Thank God. Glad to hear that he loves it.

Memang sedikit jadi masalah saat teman-teman Klappieluvrs di luar Jabodetabek untul merasakan Klappertaart saya. Seperti yang dialami Tesa Tazkia, seorang Klappieluvrs dari Medan, yang mengidamkan Klappertaart kami untuk menemani saat berbuka puasa atau nonton bareng World Cup. Selama ini hanya mereka yang transit di Jakarta yang bisa memesan Klappertaart kami. Dan kami mengantarkannya ke Bandara Soekarno Hatta.

Jadi kalau Anda berniat mudik saat Lebaran nanti, dan berminat untuk membawa Klappertaart kami ke kampung halaman sebagai oleh-oleh, hubungi saya di 089637070353 atau 08892505753. Kami akan mengantarkannya ke Bandara Soekarno Hatta.

posted from Bloggeroid

Tuesday, July 1, 2014

Birthday in Ramadan



Tell me!
Have any of Klappiluvrs here ever celebrated birthday during Ramadan?
Karena saya bukan seorang Muslim, saya penasaran bagaimana rasanya? Pasti berbeda kan rasanya merayakan ulang tahun di bulan yang bukan Ramadan. Suasana Ramadan saja terasa berbeda. Apalagi merayakan ulang tahun di bulan Ramadan.

Menulis ini membuat saya terkenang kembali tiga tahun yang lalu. Seminggu sebelum Ramadan, Klappertaart Online lahir. Saya mengingatnya tanggal 20 Juli 2011, saya, sepupu dan tanteku memasak Klappertaart pertama kali untuk dijual. :')

Tiga tahun.

Sempat terpikir untuk berhenti membuat kue. Tapi alhamdulilah, hingga hari ini, detik ini, saat menuliskan ini, saya masih bisa membuat dan berjualan Klappertaart. Kadang sepi pesanan, kadang ramai. Namanya bisnis pasti ada naik turun.

Saya masih ingat awal berjualan, foto seadanya hanya menggunakan Blackberry Curve yang remang-remang temaram hasilnya. :') Berusaha bikin kultwit yang mungkin membosankan buat sebagian orang. Pokoknya usaha pakai banget membangun nama Klappertaart Online. Supaya orang ingat dan memesan Klappertaart buatan saya.

Saya masih ingat dua tahun yang lalu bahkan berusaha mendapatkan endorse dari aktris yang sekarang naik daun dan populer.

Sempat juga mendapatkan kesempatan berjualan di Taman Mini Indonesia Indah dalam acara ulang tahun Astra yang dikelola Kelana Rasa atas undangan mas Arie Parikesit. Terima kasih lho mas Arie.

Sempat juga di tahun yang lalu saya terpaksa menjual Blackberry-ku karena kesulitan keuangan selama dua bulan. Saya masih ingat orang-orang yang selalu mengemis sampel gratis dengan alasan mencoba supaya nanti bisa memesan, tapi tak kunjung pernah memesan hingga detik ini. :))) Hingga saya memutuskan untuk tidak pernah memberi sampel gratis lagi.

Tapi tahun ini, saya merasa cukup banyak berkah yang saya terima. Saya bisa berbagi dengan sesama. Saya bisa memberi, memang bukan berupa finansial tapi dengan kue yang saya buat. Hitung-hitung promosi. Jiah, jadi bantuannya berpamrih dong? Ya maafkan kalau terkesan tidak tulus. Tapi setiap membuat kue saya selalu menganggapnya sebagai menambah jam terbang.

Terima kasih Tuhan. Terima kasih keluarga inti saya. Terima kasih teman-teman yang sudah menjadi pelanggan. Terima kasih klappieluvrs, pelanggan setia Klappertaart Online. Terima kasih mbak Alberthiene Endah yang setia memesan.

Pagi ini saya menyelesaikan pemotretan untuk promosi bingkisan Ramadan yang sekaligus untuk promosi lainnya. Yang ingin merayakan ulang tahun orang terkasih, anak, istri, keluarga, orang tua, sahabat, klien. Boleh lho kalau mau memesan. Kalau mau pesan snack box untuk acara perayaan ulang tahun sekaligus buka puasa bersama anak yatim boleh juga.

Hubungi saya di 08892505753 atau 089637070353. Saya tunggu kabar baiknya.

posted from Bloggeroid

Monday, June 30, 2014

Preparing Idul Fitri Hampers Promo



Part of the back to fitr' process is sharing with other people who care.
Share the joy of Eid Ul Fitr with our cakes.
Place your order now!

Maklumlah sebagai baker kelas pemula, dana masih terbatas. Jadi persiapan untuk promosi parsel Lebaran pun agak terlambat. Baru di hari ke-2 bahkan ke-3 bisa menyiapkan properti termasuk kuenya untuk pemotretan. Cem betul saja ya! :D Malu sama teman, Risty, yang praktisi periklanan sejati. :D

Maklumlah sebagai seorang mantan praktisi desainer, sedikit banyak saya mengenal, membaca dan mengamati bagaimana dunia komersial retail melakukan promosi. Biar pun masih kelas online shop, berusaha mengikuti ritmenya sesuai momen-momen besar sepanjang tahun. Meski kadang terengah-engah -hembus napas panjang- tetapi perjalanan ini sungguh menarik minat saya. Ibarat kata kemampuan desain ditantang untuk diterapkan pada bidang yang berbeda.

Hari ini saya mulai menyiapkan kue yang akan digunakan untuk pemotretan. Beberapa properti seperti dus sudah saya siapkan sejak minggu lalu. Mudah-mudahan besok pagi cuaca cerah, matahari bersinar. Maklum pemotretan terbaik di ruang tamu dengan pantulan cahaya matahari itu sebelum lewat jam sembilan atau jam sepuluh pagi. Terbayang betapa riuhnya besok, mengingat semua dikerjakan sendiri. Dari mulai menata kue, properti pendukung sampai memotretnya dari atas kursi.

Repot? Susah? Capek?
Pasti!
Tapi semua terbayar saat foto jadi, diupload ke sejumlah social media dan pesanan mulai berdatangan.

Yuk, yang mau pesan Klappertaart Lebaran, versi halal, tanpa rum, rasa vanilla dan butter. Bisa hubungi di 08892505753 & 089637070353.

posted from Bloggeroid

A Long and Winding Road to Wedding Proposal Cupcakes



Sepanjang hampir tiga tahun beralih profesi menjadi koki, membuat Klappertaart. Sebenarnya bukan kali pertama karya saya disertakan sebagai salah satu dari satu koleksi hantaran lamaran pernikahan.
Pertama kali adalah Klappertaart saya disertakan dalam hantaran lamaran seorang kenalan, Agnes. Yang kedua kalinya, Klappertaart saya dilibatkan dalam hantaran pernikahan untuk adik dari teman Multiply, Ahmad Mubarak dan sang istri Femmy.

Awal November tahun 2013 lalu untuk pertama kalinya saya mendapatkan pesanan cupcakes hantaran lamaran dari salah seorang tetangga, Brama. Saat itu saya langsung berusaha mencari referensi desain dekorasi cupcake. Mulai mencicil membeli peralatan membuat dekorasi dengan fondant. Sebagai pemula, saat itu saya masih terpengaruh dengan gaya dekorasi cakeshop lain yang cenderung ramai menurut penilaian saya sekarang. Dengan berjalannya waktu saya mulai menemukan gaya dekorasi sendiri. Rasanya tak percuma kuliah desain interior.

Dan itulah yang berusaha saya terapkan untuk wedding proposal cupcakes dari Rama & Devi. Saya berusaha mengurangi penggunaan fondant. Sebagai gantinya saya beralih menggunakan coklat warna. Selama kunjungan ke beberapa toko bahan kue, saya menemukan sejumlah cetakan coklat yang unik dan menurut saya cocok untuk konsep cupcake kali ini.

Untuk hantaran lamaran kali ini saya mengurangi penggunaan warna. Sebagai desainer, saya merasa penggunaan warna sebaiknya tak lebih dari dua. Warna putih tentu saya pilih sebagai warna dasar. Sementara warna merah jambu tentu saya pilih. Warna apalagi yang cocok mewakili rona cinta dalam sebuah momen seperti ini selain merah jambu. Warna merah darah menurut saya terlalu kuat jika bersanding dengan latar putih. Lagipula rona merah seperti itu sudah terwakili dengan jenis cake yang saya gunakan.

Untuk cake saya memilih menggunakan red velvet. Kelembutannya seakan mewakili rasa cinta dalam hati. Sementara untuk filling dan sebagian cake topper saya menggunakan cream cheese. Hiasan coklat berwarna pink yang saya pilih berbentuk hati yang tertusuk panah cinta Cupid, dewa cinta. Bentuk coklat lainnya bertuliskan "Be Mine" sebagai simbol lamaran. Bentuk lainnya bertuliskan "Hug Me". Apalah artinya cinta tanpa sebuah pelukan. Dan untuk menambahkan sisi humor yang mewakili pribadi sang pria, Rama, saya menambahkan coklat berbentuk bibir yang ranum bertuliskan "Kiss Me". Sebuah kecupan mesra tanda cinta di atas cupcake.
Saya mengaplikasikan sebuah karikatur Rama dan Devi yang dibuat oleh ilustrator Apri ke edible printing untuk topper salah satu cupcake. Seperti di atas kue penganten, kali ini saya mengaplikasikan dua hati menjadi satu dengan fondant diapit nama Rama dan Devi.

Begitulah kisah saya dengan wedding proposal cupcakes. Yang mau menikah, boleh kok menghubungi saya di 08892505753 atau 089637070353.


posted from Bloggeroid

Sunday, June 29, 2014

The Journey to My First Wedding Cake



Akhirnya bagian ke-3 dari kisah perjalanan membuat kue pengantin untuk pertama kalinya.

Setelah menentukan carrot cake sebagai kue dasar dan red velvet sebagai kue tingkat di atasnya. Saya menentukan cream cheese dari mascarpone sebagai lapisan kuenya. Sementara penutup luar dari kuenya saya memutuskan mengaplikasikan fondant.

Awalnya saya ingin menggunakan bunga sungguhan sebagai dekorasi di sisi kue. Namun karena berbagai pertimbangan akhirnya ide ini tak jadi digunakan. Selain karena sulitnya menemukan organic edible flower untuk menghias kue.

Edible organic flower? Apa itu?

Edible organic flower adalah bunga organik yang dapat dimakan.

Berasa Suzana ga sih? Makan kelopak mawar? Tentu tidak! Meski mengaplikasikan edible organic flower sebagai dekorasi kue, bukan berarti bunganya harus dimakan juga kan?

Menurut teman seorang flower designer yang telah melanglang buana di Amerika dan Eropa, Andoko Maghavanto, beberapa jenis bunga memang dapat dimakan. Tapi belum tentu bebungaan itu termasuk yang organik. Masalahnya bebungaan yang diasumsikan dapat dimakan ini -meski tak harus dikonsumsi- kalau bukan organik, tentu agak mengkuatirkan saya. Saya tak tahu seberapa banyak porsi pestisida yang mungkin saja menempel pada bebungaan itu. Itulah sebabnya saya berpikir ulang dalam menggunakan edible flower untuk dekorasi kue sampai saya yakin untuk mengaplikasikannya.

Akhirnya diputuskan untuk membuat dekorasi bunga dengan fondant. Saya sebenarnya tidak menyukai jenis kue dengan dekorasi bunga bervolume penuh. Saya cenderung menyukai kue dengan desain yang minimalis.
Itulah sebabnya saya membuat sedikit bunga dan berukuran kecil. Saya juga menghindari membuat kue pengantin bertumpuk-tumpuk dari styrofoam. Saya lebih memilih membuat kue penganten yang dapat dimakan. Menurut saya kue penganten selain dinikmati kedua mempelai, keluarga inti, seharusnya juga bisa dinikmati oleh sebagian tamu. Setidaknya tamu VIP.

Satu hal yang saya sukai dari kue berdesain minimalis adalah kesederhanaannya. Di tengah-tengah kemewahan kue pengantin yang bertumpuk-tumpuk mencakar langit, menurut saya hanya dapat ditandingi dengan kesederhanaan.

Sementara untuk topper dari kue saya memilih sepasang Merpati daripada figur sepasang pengantin pria dan wanita yang sudah jamak. Saya ingin sesuatu yang berbeda.

Mengapa burung Merpati? Karena burung merpati tak memiliki empedu di dalam hatinya. Artinya tak ada yang pahit dalam hati. Jadi lewat sepasang Merpati ini saya ingin sebagai simbol harapan agar Rama dan Devi di dalam mengaruhi pernikahan tak ada yang pahit di hati mereka berdua.

Warna putih pada kue melambangkan kasih suci yang dalam nikah Rama dan Devi. Sementara warna merah muda sebagai lambang dari hati tanda cinta dari kedua mempelai, sekaligus benang merah kesinambungan dari cupcake hantaran lamaran.

Di atas kue juga saya menempatkan motif dua hati dalam warna berbeda menjadi satu. Simbol dari dua hati Rama dan Devi bukan lagi dua, tetapi menjadi satu dalam mahligai pernikahan. Ditegaskan dengan karikatur dari mereka direkatkan pada dua hati yang menyatu.

Yah begitulah konsep desain kue pernikahan pertama saya.

Kalau mau memesan boleh lho hubungi saya di 08892505753 atau 089637070353. Mari kita berdiskusi tentang desain kue pengantin.

posted from Bloggeroid

Friday, June 20, 2014

The Journey to My First Wedding Cake part 2



Melanjutkan kisah tentang perjalanan menuju kue pengantin perdana di bagian satu. Sedikit membutuhkan waktu lebih lama karena kesibukan membuat pesanan.

Awalnya saya masih bimbang dalam menentukan jenis pelapis, penutup kue. Antara menggunakan cream cheese, buttercream, atau fondant.

Tapi untuk jenis kuenya, saya sudah melakukan riset dengan google tentang jenis kue yang menurut perkiraan saya yang amatir ini bakal memberikan struktur kue bertingkat yang kuat.

Pilihan saya untuk dasar kuenya, Carrot Cake. Kue Wortel ini punya tekstur yang padat. Saya sih mikirnya kalau padat akan kuat menahan kue di atasnya. Maklumlah masih awam, jadi banyak kekuatiran kalo cake-nya bakal ambles, turun kalau ditumpuk.

Padahal sih, saya sudah melakukan riset bagaimana membuat kue bersusun bertingkat. Termasuk soal dowel yang digunakan untuk menyangga kue di atas kue. Ternyata dowel bisa digantikan dengan sedotan besar yang biasa dipakai untuk minuman dengan bubble. Terima kasih untuk mbak Rusiana dari toko kue Lowids di Bintaro Sektor 9 yang tak pernah bosan dijadikan narasumber untuk tips membuat kue.

Awalnya saya berpikir kalau menumpuk kue, saya harus menggunakan alas kue dari plywood tipis yang biasa dibungkus kertas alumunium itu. Ternyata menurut mbak Rusi, tidak perlu. Bahkan sampai 3 susun kue pun masih tergolong aman dengan sponge cake.

Hmmm, padahal saya belum tertarik menggunakan sponge cake. Ada juga yang menganjurkan saya menggunakan kue Lapis Surabaya. Duh padahal saya bukan penggemar Lapis Surabaya. Apalagi Lapis Surabaya yang dibalut Buttercream. Yang ada kan eneg rasanya karena manis dan berminyak. Ya maaf-maaf saja kalau saya masih belum bisa menemukan kue khas Indonesia yang dapat dipadukan dengan Buttercream. Namanya juga masih amatir.

Lantas apa saya menggunakan Buttercream?

Jawabannya tidak.

Mengapa?

Karena pesta nikahnya diadakan di luar ruangan, bertema pesta kebun. Saya kuatir Buttercream-nya meleleh karena panasnya Bekassie. Agak lebay mungkin ya? Tapi ya namanya belum berpengalaman, saya tidak berani ambil resiko kue pengantin perdana rusak hanya karena salah pilih krim pelapis kue. Artinya pakai cream cheese pun tidak. Well, pakai sih cream cheese, tapi hanya untuk lapisan dalam antar kue. Bukan untuk lapisan luar kuenya. Untuk penutup luar kue, saya menggunakan fondant. Lebih aman dengan suhu panas di luar ruangan.

Lanjutnya di bagian berikutnya ya.

posted from Bloggeroid

Tuesday, June 3, 2014

The Journey of My First Wedding Cake (part 1)

Pertama mendengar tentang berita akan berlangsungnya pernikahan dari kedua teman saya, Rama & Devi sejak Januari 2014 saya ingin membuatkan wedding cake atau dessert table untuk mereka. Tapi tentu saya tidak bisa sesuka hati mengajukan diri dan memaksakan keinginan saya itu. Mereka tentu memiliki pilihan sendiri.

Akhirnya saya menawarkan untuk membuat cupcake untuk hantaran saat acara lamaran. Karena saya berpikir hantaran lamaran berupa cupcake tentu dapat diselipkan diantara sekian hantaran lainnya. Setidaknya the more the merrier, lebih banyak lebih meriah. Dan puji Tuhan, ternyata disetujui.





Sebenarnya saat membuat cupcake untuk lamaran, saya tidak melakukan konsultasi bagaimana keinginan Rama & Devi. Di satu sisi saya ingin membuat surprise bagi keduanya. Hal ini berarti kebebasan bagi saya untuk berkreasi. Tapi di sisi lain, saya juga kuatir kalau-kalau mereka tak menyukai hasil akhirnya.

Sebenarnya ini bukan pertama kali saya membuat kue untuk hantaran lamaran. Sebelumnya saya pernah tiga kali membuat kue untuk hantaran lamaran. Dua yang pertama berupa seloyang Klappertaart. Tentu tanpa hiasan yang cantik atau meriah. Yang ketiga berupa cupcake.



Pelajaran dari pertama kali membuat cupcake untuk hantaran lamaran, masih terlalu maskulin. Itulah yang saya berusaha hindari. Saya berusaha membuat kue yang lebih girly, lebih cantik. Yang terpikir adalah pinky thingies. Kemudian terlintas untuk membuat red velvet cake yang dimodifikasi menjadi strawberry supaya lebih pinky.

Tetapi bagaimana dengan dekorasi cupcakenya?
Di satu sisi saya bukan penggemar fondant, gula padat liat, yang biasa digunakan untuk membuat dekorasi kue. Saya juga bukan penggemar buttercream. Meski saya tetap harus menggunakan kedua bahan itu saat benar-benar dibutuhkan.

Tapi untuk cupcake hantaran lamaran Rama & Devi ini saya ingin mengajukan konsep perpaduan antara strawberry dan cheese. Sweet and savory. Manis dan asin. Supaya terjadi dinamika saat kita memasukannya ke dalam mulut. Lapisan tekstur lembut dari velvety cake, berganti dengan aroma manis strawberry berlanjut dengan gelombang halus dari cream cheese yang asin, bukan manis seperti pada umumnya.

Untuk dekorasi cupcake yang berupa tulisan saya menggunakan fondant. Demi mengimbangi tekstur fondant yang renyah, cupcake saya isi dengan cream cheese. Sementara untuk sisanya saya menggunakan white coklat yang diberi warna pink dan dicetak membentuk motif hati dan lainnya. Coklat pink ini akan diletakan sebagai topper cupcake di atas lapisan cream cheese.

Sabtu di sekitar awal Mei saya mengantarkan cupcake lamaran ini kepada Rama. Sungguh senang saat mengetahui jika mereka menyukainya.


posted from Bloggeroid

Monday, June 2, 2014

FOTO MAKANAN

Saya menyukai fotografi. Tapi saya jarang berlibur ke berbagai tempat yang memiliki alam dengan pemandangan yang sanggup membuat kita menahan napas terkagum-kagum.

Akhirnya pelampiasan saya tentu pada makanan. Meski saya sendiri minim mengunjungi tempat makan yang populer dengan hidangan yang terkenal sedap dan berpenampilan menarik.

Kembali pelampiasan saya pada mengambil gambar pada kue-kue yang saya buat sendiri. Selain untuk pemasaran Klappertaart tentunya. Sering saya tergiur dengan foto-foto makanan yang tampil dengan indah di Instagram dan Pinterest.

Sebagai pemula, tentu foto saya sejak awal berjualan Klappertaart dapat dikategorikan, ehm malu untuk mengakuinya, buruk. Saya ingat, awalnya foto Klappertaart diambil dengan menggunakan kamera dari Blackberry Curve Gemini. Tanpa lampu kilat. Bisa dikatakan remang-remang. Peralatan seadanya, tanpa aksesori pemanis yang mendukung tampilan foto. Jika dikenang sekarang rasanya sedikit memalukan. Tapi itulah awal dari proses belajar.

Awal tahun 2013 lalu, saya baru memiliki tablet. Dari merk lokal, buatan Cina. Murah meriah. Yang penting saat itu saya dapat memperluas pemasaran dengan menggunakan sistem operasi android, selain blackberry. Saat itu saya baru dapat mendaftar sebagai pengguna Instagram. Saya juga dapat aktif di Pinterest & Blogspot. Sesuatu yang saat itu tidak bisa saya akses dengan device Blackberry saya. Meski tetap saya harus menjual Blackberry saya di Maret 2013. Sedih? Tapi kesulitan keuangan membuat saya memutuskan untuk melepas Blackberry itu dan beralih sepenuhnya dengan android di tablet.

Satu yang cukup menghibur, saya dapat mengunduh aplikasi edit foto. Meski saya harus kehilangan kontak Blackberry messengger sejumlah klien.
Karena hanya menggunakan tablet murah dengan kamera pixel kecil serta tanpa lampu kilat, mau tak mau saya harus menyiasati bagaimana memaksimalkan peralatan saya ini. Untunglah saya beruntung menemukan komunitas KameraHPGw. Dari sanalah saya seakan terbangun dari tidur. Saya mulai menyadari pentingnya fotografi makanan untuk memasarkan Klappertaart buatan saya. Saya juga jadi tahu bagaimana mengatasi kekurangan kamera tablet saya dengan menggunakan peralatan murah meriah seperti penggunaan kaca pembesar untuk pengambilan gambar makanan secara makro, close up (jarak dekat).

Dari situ saya mulai tertarik lebih mendalami food photography. Saya mulai mencari buku tentang memotret makanan di berbagai toko buku. Hingga menemukan buku tentang food photography karya fotografer lokal yang aktif di Natural Cooking Club. Saya juga mulai mengumpulkan dan membeli properti penunjang foto.

Semakin mengetahui teknik pemotretan makanan. Ternyata justru membuat standar saya dalam memotret makanan menjadi lebih tinggi. Yang pada akhirnya justru memperumit keadaan. Memotret makan menjadi tak sesederhana memencet tombol klik pada Blackberry. Persiapannya mulai dari menentukan waktu terbaik untuk pemotretan, mengatur properti. Padahal kue yang saya buat misalnya baru jadi tengah malam dini hari. Sementara waktu terbaik pemotretan itu pukul 6 sampai pukul 10 pagi. Empat jam yang sangat singkat buat saya yang terlambat bangun dan masih harus menyiapkan pengemasan serta pengiriman.

Alhasil lebih sering tak sempat memotret daripada memotret hasil karya saya. (-_-)"

Akhir-akhir ini saya mengikuti kontes foto di Instagram. Dengan harapan dapat memenangkan hadiahnya untuk menyambung hidup keluarga. Eh, ternyata sudah yakin bisa menang, tak kunjung menang juga. Sedih? Pastinya!

Ngomong-ngomong sudah follow instagram KlappertaartON belum? Follow ya? Ada iklan yang lucu-lucu cukup untuk membuat ada tersenyim, selain foto yang yah mudah-mudahan bisa membuat Anda ngiler atau terinspirasi memesan kue saya. (((((terinspirasi))))) :D

Ini lho foto buat kontes dengan view ala Instagram. Bagus ga sih?




posted from Bloggeroid

Monday, May 19, 2014

PERKARA



Aku duduk terdiam menyaksikan Polisi bekerja di tempat kejadian perkara. Polisi baru saja selesai mencoba melakukan rekonstruksi ulang . Aku masih tak percaya dengan semua kejadian ini. Semua terjadi begitu cepat.
Seorang reporter televisi berdiri dan berbicara menatap kamera, “ Pemirsa, hari ini Polisi mencoba melakukan reka ulang kejadian pembunuhan terhadap pengusaha, Sony Putranto. “
* * *
“ Jadi Son, kapan kamu akan menceraikan istrimu? Aku lelah harus seperti ini terus menerus. Aku tidak bahagia dengan keadaan seperti ini. Aku tidak puas hanya memilikimu di waktu-waktu tertentu saja. Aku bosan harus sembunyi terus menerus. Sampai kapan kita seperti ini? “ tanya Andrea kepada Sony.
“ Tolonglah Sweetie, jangan desak aku seperti ini. Aku tak dapat menceraikan istriku. Kau tahu sendiri semua yang aku peroleh sekarang ini atas bantuan dan posisi istriku. Kalau bukan karena istriku, mana mungkin aku bisa membeli rumah ini. Mana mungkin kau bisa menempati rumah ini. Kalau aku menceraikan dia, habislah aku. Cobalah untuk bersabar dan mengerti posisiku. Bagaimana dengan kedua anakku nanti? “ jawab Sony berusaha menenangkan Andrea.
“ Tapi apa kamu sendiri berusaha mengerti posisiku? Aku kesepian, Son. Aku sendirian di rumah ini. Aku tak sanggup harus hidup seperti ini. Apa kau mau aku mencari lelaki lain untuk menemaniku setiap malam? Aku bisa saja mendapatkan lelaki lain untuk hubungan sex semalam sebagai penggantimu. Tapi bukan itu yang aku mau. Aku mencintaimu, sangat mencintaimu. Aku ingin kita bisa bersama-sama untuk selamanya. Kita toh bisa bersama-sama mengasuh kedua anakmu. Atau kita bisa mengangkat anak kalaupun kau kehilangan hak asuh atas kedua anakmu. ”
“ Hah? Kau naïf sekali, Sweetie. Kau pikir kalau aku menceraikan istriku dalam sekejab mata kami akan bercerai? Sudahlah, pokoknya aku tidak mau membahas soal ini lagi. Habis perkara! “ Sony berjalan keluar dan membanting pintu di hadapan Andrea.
Andrea terkejut. Belum pernah Sony bersikap seperti itu kepadanya. Hati Andrea terasa sakit. Ia marah sekaligus sedih dan kecewa. Matanya mulai berkaca-kaca.
* * *
Entah sejak kapan aku mulai merasa ada perubahan pada diri suamiku. Sony mulai gemar berdandan lebih rapi dari biasanya. Waktu itu sempat kutanyakan mengapa ia berdandan lebih rapi. Jawabnya ia sedang senang karena proyek-proyek yang sedang ditindaklanjutinya ternyata berhasil tembus.    
Lama kelamaan aku sendiri menemukan kejadian yang membuatku curiga. Aku sering mendapati Sony menerima telepon diam-diam dan berbicara dengan suara pelan serta sembunyi-sembunyi. Sesuatu yang tak pernah dilakukannya selama ini.
Pernah sekali waktu saat ia sedang mandi aku memeriksa ponselnya berusaha mencari tahu siapa yang semalam meneleponnya. Tapi aku tidak berhasil karena nomor penelepon itu tidak muncul di daftar.
Sekali waktu Sony mendapatiku sedang memegang ponselnya setelah ia selesai mandi.
“ Siapa, Ma? “ tanya Sony. Aku sempat merasakan nada kuatir dalam suaranya meski raut mukanya berusaha terlihat tenang.
“ Si Monika, barusan menelepon mengingatkan rapat di Keputran, “ jawabku.
“ Oh begitu,“ jawab Sony. Samar aku mendengar desahan napas leganya.
 Setelah kejadian itu, nampaknya Sony lebih bersikap hati-hati. Aku sengaja menelpon ponselnya saat ia sedang mandi dengan alasan salah tekan. Dan ternyata ponselnya dibawa ke dalam kamar mandi. Dari situ aku mulai bertambah curiga terhadapnya.
* * *
“ Untuk apa kau meneleponku pagi tadi? “ tanya Sony dengan suara keras.
“ Aku kangen, Say. Sudah seminggu kan kita tidak bertemu, “ jawab Andrea dengan manja sambil merangkul pinggang Sony.
“ Kau ini sengaja ya? Apa kau ingin Aline tahu hubungan kita? Kau ini gegabah sekali, “ balas Sony dengan nada tinggi
“ Sayangku, apa kau pikir aku begitu bodohnya? Ide yang cerdas bukan menyamar sebagai calon klienmu? Hahahaha… “ jawab Andrea lagi.
“ Tetap saja itu terlalu gegabah, “ balas Sony sembari memeluk Andrea mulai mencumbu bibirnya. Tak lama tangan Sony mulai melucuti pakaian Andrea.
* * *
Kecurigaanku makin bertambah. Aku mencoba menyelidiki ponsel Sony suatu malam saat ia terlelap sangat. Kububuhkan sedikit obat tidur ke dalam susu hangat yang setiap malam kubuatkan untuknya. Aku tak mau ambil resiko Sony terbangun dan menemukanku sedang memeriksa ponselnya.
Aku mulai membuka daftar nama kontak teleponnya. Berusaha menemukan nama yang mencurigakan, nama yang tidak kukenal dengan baik. Beberapa kukenal. Meski banyak juga yang tak kukenal. Tapi aku belum menemukan titik terang siapa yang harus kucurigai sebagai selingkuhan Sony.
Akhirnya aku mulai membuka message inbox. Begitu banyak pesan masuk di dalam inbox hingga berjumlah lebih dari seribu. Pesan-pesan mulai dari bukti transfer, bukti pembayaran online sampai pesan dariku, dari rekan bisnisnya, sekretarisnya, atau anggota keluarga kami yang lain. Dari sekitar seribu pesan di message inbox tak kutemukan satupun yang mencurigakan. Sampai saat aku memeriksa sent folder di ponsel itu. Aku menemukan satu pesan yang merupakan titik terang terselip diantara ribuan pesan terkirim dari ponsel Sony.
To: +6281309878xxxx                                                       21/06/08
Aku ingin bercinta denganmu malam ini…. xoxo ur love
* * *
Dari televisi nampak seorang melaporkan headline news, “ Pemirsa, telah terjadi pembunuhan terhadap pengusaha, SP. Jasad  SP ditemukan di sebuah rumah mewah di daerah Kebayoran Baru oleh pembantu rumah. Dugaan sementara pembunuh adalah AP yang adalah penghuni rumah tempat kejadian perkara. “
Andrea tengah berada di sebuah hotel di kawasan Bogor. Ia gemetar ketakutan. Pandangannya tak lepas dari televisi yang sedang menayangkan berita kematian Sony kekasihnya. Andrea meringkuk di atas tempat tidur. Frustasi dan sedih teramat sangat. Gambaran pisau yang menancap di dada Sony membayangi benak pikirannya. Sementara hatinya meraung dalam kesedihan. Sony, pria satu-satunya yang ia cintai sudah mati. Apa jadi hidupnya tanpa Sony? Andrea menangis pelan-pelan sambil memeluk bantalnya hingga ia tertidur karena kelelahan.
“ Sweetie, sweetie, “ terdengar suara panggilan sayang Sony kepada Andrea. Sony membelai kepala Andrea.
“ Sayangku, maafkan aku. Maafkan aku. Aku selalu menyusahkanmu. Maafkan aku yang tidak pernah puas. Kembalilah Sayangku, aku tidak akan menuntutmu bercerai dari dia. Kembalilah Son, kembali Sayangku. Itu sudah cukup buatku. Aku tidak akan menuntut apa-apa lagi asal kau kembali bersamaku. Sony, sayangku. “ Andrea memeluk Sony sambil terisak-isak. Namun tak lama Sony melepaskan pelukannya dan perlahan pergi menjauh dari Andrea.
“ Sony, Sayangku. Jangan tinggalkan aku sendiri, “ Andrea merintih pelan dalam tidurnya.
* * *
Aku merasa begitu terluka dan terhina. Aku terbakar api cemburu. Aku tidak tahu apa kekuranganku. Aku ingin tahu mengapa Sony berselingkuh. Antara aku dan selingkuhannya itu jelas-jelas kami berbeda. Tapi aku sama sekali tidak menduga Sony tipe orang semacam itu.
Aku sering membuntuti mereka berdua. Mengawasi mereka. Sampai akhirnya aku mulai mengerti pola pertemuan mereka. Selalu malam hari saat Sony mengaku akan berangkat ke luar kota, ke Singapura atau Kuala Lumpur.
* * *
            Di televisi nampak Polisi sedang berjalan mengawal Andrea dengan kedua tangan diborgol. Seorang reporter televisi melaporkan, “ Pemirsa hari ini Polisi berhasil menangkap tersangka AP, pelaku pembunuhan terhadap pengusaha SP. Hanya dalam waktu seminggu Polisi berhasil menangkap AP di sebuah hotel di kawasan Bogor. “
            Andrea tampak pucat dan lesu. Pandangannya kosong. Rambutnya acak-acakan. Pakaiannya kusut. Aroma tak sedap menghambur dari tubuhnya yang tak mandi selama beberapa hari. Seakan-akan dirinya tak menyadari sedang berada di bawah sorotan puluhan kamera televisi dan kilauan lampu blitz. 
            Sejam sebelumnya Andrea menghubungi Polisi untuk menjemput dirinya. Andrea merasa hidupnya hampa tanpa Sony di sisinya.
* * *
Seorang reporter televisi berdiri dan berbicara menatap kamera, “ Pemirsa, hari ini Polisi mencoba melakukan reka ulang pembunuhan terhadap pengusaha, Sony Putranto. Andreas Perdana, pria pelaku pembunuhan adalah kekasih gelap dari korban, Sony Putranto. Hubungan perselingkuhan yang berakhir pada maut. Peristiwa kriminal ini diduga terjadi karena kecemburuan pelaku terhadap istri korban. Pelaku membunuh korban karena tidak puas dengan janji korban yang tidak kunjung menceraikan istri korban. Istri korban sendiri, Aline Putranto, mengaku tak percaya suaminya berselingkuh dengan Andreas. Menurutnya Sony adalah lelaki normal. “
Dalam hati aku menertawakan semua reality show yang penuh dengan kebodohan dan skandal ini. Semua media infotainmen mengulasnya. Masyarakat jatuh kasihan tehadapku, istri malang korban perselingkuhan suami. Ribuan surat dan ratusan karangan bunga tanda simpati dikirimkan kepadaku. Rasanya sukar dipercaya, seperti mimpi buruk saja. Tetapi semua ini nyata. Akulah yang menyelidiki situasi di rumah Andreas. Rumah yang dibeli Sony dengan uang kami. Aku sendiri yang mengendap-endap malam itu. Aku yang membius Andreas dengan chloroform. Puas rasanya hatiku. Aku sendiri yang membunuh Sony dengan pisau kecil milik Andreas. Aku juga yang meletakkan sidik jari Andreas di pisau itu. Tak seorangpun bisa merebut Sony dariku. Apalagi Andreas, banci keparat itu
Ini pembalasanku kepada mereka berdua atas semua sakit hati dan malu yang harus kutanggung. Semoga Sony membusuk di neraka dan Andreas membusuk di penjara. Aku duduk terdiam dengan senyum dingin, menyaksikan Polisi bekerja di tempat kejadian perkara. Polisi baru saja selesai melakukan rekonstruksi ulang . Aku masih tak percaya dengan semua kejadian ini. Semua terjadi begitu cepat. 

Tamat

Tumbuh remaja hingga dewasa dengan novel-novel Agatha Christie mempengaruhi atau menginspirasi saya dalam membuat cerpen ini. Meski jauh dari kualitas seorang Agatha Christie, setidaknya saya sudah berusaha mencobanya. 
 

LEWAT RADIO



Masih terkenang dalam benak Doni malam itu, seorang diri mengendarai mobil di tengah sepinya jalan protokol ibukota. Suara penyiar radio mengalun di udara menemaninya dalam perjalanan pulang dari kantor.  Kebiasaannya mendengarkan radio tersebut akibat tertular kebiasaan Rosa, sang istri. Malam itu penyiar radio favorit Rosa sedang berbagi cerita dengan para pendengarnya. Dibacakannya pesan-pesan yang masuk. Seorang pendengar mengirim berita bahagia akan kehamilan yang sekian tahun ditunggunya. Pendengar lain menyatakan cinta untuk sang suami yang membantunya mengalahkan kanker. Tanpa sadar mata Doni pun mulai berkaca-kaca. Diraihnya ponsel dan ditekannya nomor telepon radio tersebut.
* * *
Masih terkenang dalam benak Rosa malam itu, malam terakhir ia dan Doni bersama berdua. Malam itu Rosa akan berangkat ke Surabaya untuk tugas kantor selama 3 bulan. Dengan terbentangnya jarak secara fisik, akankah Rosa menjadi semakin asing bagi Doni? Doni sempat menyatakan kekuatirannya akan kehilangan Rosa. Akhir-akhir ini Doni merasa istrinya itu makin terpaut jarak di dalam hati. Meskipun seranjang setiap malam, tetap saja Doni terasa tak pas di hati Rosa. Doni memeluk tubuh Rosa erat dan mengecup kedua pipinya. Entah mengapa ia merasa akan kehilangan Doni.   
“Kamu masuk saja, Say. Daripada nanti tergesa-gesa,” pinta Doni kepadanya untuk masuk ke ruangan boarding
            “Aku pergi dulu ya, Mas. Mas jaga diri baik-baik.“ balas Rosa sembari membalas mengecup kedua pipi Doni. Rosa segera berbalik, berjalan sambil menarik kopor. Rosa yang sedikit gelisah, merasa ingin segera saja berlalu meninggalkan Doni. Ia sudah tak sabar tiba di Surabaya. Doni pun merasakan kegelisahan Rosa. Ini kali pertama lewat dua tahun pernikahan mereka, Rosa harus pergi sekian lama meninggalkan Doni sendiri.
* * *
           Masih terkenang dalam benak Rosa malam itu, malam pertama kali mereka bertemu. Rosa mengenal Doni karena perjodohan kedua orang tua mereka. Semula Rosa tidak terlalu antusias dengan perjodohan itu. Dikenakannya gaun terusan hitam tanpa lengan. Dengan kalung emas putih menghias leher jenjangnya serta sepasang anting mutiara bergantung di kedua daun telinganya. Dalam kesederhanaannya, Rosa ternyata malah memikat Doni.
            “Hai, aku Doni,” serunya sambil mengulurkan tangan kepada Rosa.
            “Aku Rosa,“ ujar Rosa dengan memasang wajah dihiasi senyum terpaksa sembari menyambut uluran tangannya. 
            Sejak saat itu Doni jadi sering mengunjungi rumahnya. Menjemput Rosa pulang dari kantor. Mengajaknya makan malam berdua. Menemaninya berbelanja. Mengajaknya menonton film di bioskop.  Doni dengan senang hati melakukan semuanya untuk Rosa. Ia berusaha untuk merengkuh hati Rosa. Doni ingin mendapatkan cintanya.
Semua terasa berjalan begitu alami bagi Doni. Sementara buat Rosa sendiri semua ini dijalaninya dengan sikap terbuka hanya untuk menyenangkan hati orang tuanya. Rosa berusaha membalas perlakuan Doni kepadanya dengan kehangatan. Meski ada perbedaan diantara mereka, bagi Doni hidup terasa begitu sempurna. Tapi lain halnya dengan Rosa. Doni terlalu bahagia hingga tak menyadari apa yang akan dihadapinya karena masa lalu Rosa. Dalam hati Rosa masih terdapat ganjalan karena cerita cinta masa lalunya. Tak disadari Doni betapa kuat cinta masa lalu Rosa.  
Pikir Doni, "Aku telah berhasil mendapatkan cinta Rosa."
* * *
Masih terkenang dalam benak Rosa malam itu, saat Doni melamar dirinya menjadi pendamping hidupnya.
            “Ros, maukah kau menjadi istriku?“ tanya Doni kepadanya dengan penuh harap.
            Rosa terdiam sejenak karena terkejut. Keraguan sempat terbersit dalam hatinya sebelum ia kemudian memutuskan untuk menjawab, “Ya, aku mau.“
“Terima kasih, Ros. Terima kasih.” Hanya itu yang sanggup keluar dari bibir Doni. Lanjutnya lagi,"Aku menyayangi dan mencintaimu, Ros." Tak dapat disembunyikan Doni rasa bahagia yang meluap. Sepanjang sisa malam itu raut muka Doni tersenyum-senyum lebar seperti orang gila.
            Bulan kesepuluh hari ketujuh di tahun kedua sejak pertemuan pertama mereka, pesta pernikahan pun dilangsungkan. Tak dapat disangkal betapa wajah keempat orang tua mereka begitu berbinar saat pesta berlangsung. Tetapi raut wajah Rosa sendiri tak begitu berbinar. Pikir Doni mungkin akibat kelelahan dengan serangkaian prosesi adat. Seandainya Doni tahu alasan yang sebenarnya dibalik itu. Hati Rosa sedikit merasa galau.  Terbayang dalam benak Rosa, semestinya bukan Doni dan kedua orang tuanya yang berada di pelaminan bersamanya. Seharusnya lelaki lain, cinta dari masa lalunya.
* * *
            Masih terkenang dalam benak Rosa malam yang penuh kegelisahan itu. Sudah dua tahun berjalan sejak hari pernikahan mereka. Dinyalakannya radio lewat ponselnya. Diarahkannya tune ke gelombang radio satu kelompok dengan radio yang biasa didengarkannya di Jakarta. Acara radio kesukaannya itu disiarkan langsung di lima kota besar, termasuk Surabaya. Kali ini ia membulatkan tekad untuk menghubungi sang penyiar radio, Budi Dalian, untuk mecurahkan isi hatinya.
“Malam ini kita mendapat pengakuan yang jujur dari salah seorang pendengar yang tengah berada di Surabaya untuk urusan kantor.” Suara Budi penyiar yang mengasuh acara radio tersebut mulai berkumandang di udara. "Saya di studio sebenarnya terkejut dengan pengakuannya. Itulah sebabnya saya memutuskan untuk mengangkat kisahnya. Di ujung telepon sudah ada, ehm kita sebuat saja namanya, Mawar. Mari kita dengarkan kisahnya. Mawar, sudah berapa lama menikah?“ lanjut Budi
            “Sudah dua tahun, Bud,” jawab suara wanita di ujung Surabaya.
           Sementara Doni pun turut mendengarkan acara radio yang sama di Jakarta sembari mengendarai mobil dalam perjalanan pulang dari kantor. Doni sedikit terperanjat mendengar kemiripan suara wanita itu dengan suara Rosa. Namanya pun memiliki arti yang sama meski berbeda bahasa. Mungkin hanya kebetulan, batin Doni. Tapi ini sudah dua kebetulan kemiripan. Hatinya mulai gelisah. 
“Di Surabaya, Mawar bertemu kembali dengan cinta pertama yang tidak direstui orang tua karena perbedaan suku. Berapa lama dirimu sempat menjalin hubungan dengan pria ini, Mawar?“
            “Tujuh tahun, Bud.“
            Kebetulan yang ketiga dan keempat membuat hati Doni terpukul. Meski ia tak tahu dimana mantan kekasih Rosa saat ini. Tapi sepengetahuannya Rosa pernah menjalin hubungan selama tujuh tahun dengan mantan kekasihnya itu. Ia juga mengetahui kalau hubungan masa lalu itu tak direstui orang tua Rosa karena perbedaan suku. Makin yakinlah Doni kalau penelepon di radio itu sebenarnya Rosa, istrinya.
            “Dan pendengar, Mawar bertanya apa sebaiknya ia menyudahi pernikahannya untuk bersatu dengan cinta lamanya? Atau tetap melanjutkan pernikahan ini? Benar begitu, Mawar?”
            “Betul, Bud. Sejak awal, aku tak merasakan cinta terhadap suamiku. Aku berusaha menjalaninya dengan harapan siapa tahu rasa cinta akan tumbuh dengan sendirinya, tapi kenyataannya tak berubah juga. Aku menikahinya untuk alasan yang salah, menyenangkan orang tua kami. Aku sadar dirinya itu lelaki baik-baik. Aku berusaha membalasnya dengan melakukan kewajiban sebagai seorang istri. Tapi hatiku masih terisi dengan cinta masa laluku. Kalau aku menyudahi pernikahan ini, tentu aku akan menyakiti suami yang mencintaiku. Tetapi apa pernikahan ini masih layak dilanjutkan, Bud? Tak adil rasanya untuk suamiku. Aku menjadikannya korban.“
            Doni terkejut mendengarkan pengakuan itu. Setelah semua yang dilakukannya untuk Rosa ternyata tak mampu mendapatkan cintanya. Hatinya pedih karena terluka. Matanya kembali berkaca-kaca. Tiba-tiba Doni merasakan tekanan yang luar biasa menerjang sekujur tubuhnya. Segera kegelapan yang pekat menyelimuti Doni.
* * *
            Masih terkenang siang itu, Rosa turun dari mobil bersandar di bahu mantan kekasihnya. Matanya bengkak dan sembab.
            “Apa air mata Rosa itu benar-benar untukku”, batin Doni. Pedih hati Doni menyaksikan semua itu tanpa bisa berbuat apa-apa. Sementara pria itu duduk di samping Rosa, disaksikannya Rosa terisak-isak di depan peti matinya.
Dalam hati Rosa mengucap, "Maafkan aku, Mas. Aku baru sadar ternyata cintaku sudah bertumbuh setelah kehilanganmu. Maafkan aku."
            Semalam sebelumnya.
Suara Budi memberitakan, "Pendengar ternyata di jalan protokol di depan gedung kami telah terjadi kecelakaan. Sebuah mobil sedan putih tersambar sedan lainnya berwarna merah."
            Di ujung Surabaya sempat tak juga terbersit kelegaan sesaat setelah ia mencurahkan kegelisahan hatinya. Diletakkannya gagang telepon.
            “Miao!”
Tiba-tiba muncul seekor kucing hitam menatap Rosa tajam sambil berdiri di depan jendela mengejutkan dirinya yang sedang duduk menerawang ke jendela.
“Ah, siapa lagi yang meninggal?” tanya Rosa. Batinnya pun bertambah gelisah.
Terdengar suara Budi kembali, “Mari kita lanjutkan acara dengan membacakan pesan yang masuk. Doni di Jakarta ingin mengirimkan ucapan rindu dan I love you untuk sang istri yang sedang bertugas di Surabaya.”
Tamat

Cerpen ini saya tulis beberapa tahun lalu. Terinspirasi dari kegemaran saya mendengarkan acara di malam hari yang dibawakan oleh penyiar radio favorit saya Rudi Dahlan di radio Female.