Tuesday, December 15, 2009

RUMAH TUMBUH

Di Indonesia dikenal adanya konsep rumah tumbuh. Dari penuturan salah satu arsitek pionir Indonesia, Han Awal, konsep rumah tumbuh menyesuaikan bagaimana keluarga Indonesia tumbuh. Mulai dari sebagai pasangan menikah. Memiliki anak satu. Kemudian bertambah menjadi dua atau tiga dan seterusnya. Memiliki pembantu. Memiliki mobil. Memiliki menantu. Kemudian anak dan menantu keluar dari rumah untuk berdikari. Memiliki cucu.
Semua proses tersebut berpengaruh terhadap bentuk rumah. Awalnya hanya memiliki dua kamar tidur. Kemudian harus menambah kamar satu lagi karena memiliki anak dengan jenis kelamin yang berbeda. Awalnya tak memiliki kamar pembantu jadi perlu untuk memiliki kamar pembantu. Karena anggota keluarga bertambah otomatis memerlukan tambahan ruang. Bisa dimulai dari ruang untuk gudang penyimpanan, perluasan ruang keluarga, menambah garasi karena baru membeli mobil. Karena tak cukup satu mobil garasi perlu diperluas karena harus membeli yang baru. Saat anak menikah harus memiliki kamar yang lebih luas hingga memerlukan renovasi kembali.

Pada intinya proses kehidupan masyarakat Indonesia begitu mempengaruhi interior maupun arsitektur rumahnya sendiri. Coba perhatikan bagaimana perumahan-perumahan baru maupun lama di Jakarta. Begitu banyak perubahan dilakukan tanpa memperhatikan kaidah2 interior maupun arsitektur. Fasad bangunan yang sudah cantik bergaya mediteranian, klasik tiba2 dirusak oleh atap kanopi polycarbonate berbahan stainless steel yang bergaya antah berantah. Sebuah perubahan yang tanpa selera estetika. Padahal rumah tersebut bukan murah. Ini juga menunjukkan ungkapan money can't buy taste. Punya uang bukan berarti punya selera.

Teman saya pernah mengeluhkan kalau rumah di kawasan Cibubur. Menurutnya kalau kita berada di dalam rumah hawanya terasa benar-benar panas. Saya sendiri baru dua kali berada di perumahan di kawasan Cibubur. Tapi menurut saya hawa panas di dalam rumah ini memang bukan saja fenomena rumah di kawasan Cibubur tapi sudah menjalar ke mana-mana, seluruh penjuru Jakarta dan kota-kota pendukung di sekitarnya.

Mengapa demikian?

Udara mengalir memerlukan alur sirkulasinya sendiri. Rumah-rumah yang mungil maupun besar saat ini umumnya dirancang dengan menyediakan taman belakang yang cukup mungil untuk membuat udara dari depan mengalir masuk dan keluar melalui void atau bukaan halaman di belakang rumah.

Nah karena kekurangan ruang akhirnya ditutuplah halaman belakang untuk mendapatkan ruang baru. Alhasil sirkulasi udara tidak mengalir dari depan ke belakang, hawa menjadi panas, diputuskan untuk menggunakan AC. Menambah jumlah AC berarti meningkatkan penggunaan listrik, meningkatkan biaya listrik, menambah kontribusi terhadap pemanasan global.

Sebenarnya yang menjadi sedikit kegelisahan saya adalah kebiasaan orang Indonesia untuk merubah rumah tanpa perhitungan arsitektur, desain dan konsep yang mendalam. Hasilnya arsitektur atau desain yang sudah dipikirkan secara matang-matang harus ternodai. Ternodai bukan semata-mata soal image rumah yang menjadi acak adut nggak jelas. Tapi juga dari aspek2 fungsinya menjadi tidak maksimal. Sebagai contoh ya sirkulasi udara tersebut.

Tidak ada salahnya membayar arsitek atau desainer untuk konsultasi singkat, tanpa gambar kerja yang lengkap untuk menghemat biaya demi mendapatkan desain yang lebih maksimal. Tapi seringkali yang terjadi pemilik rumah hanya berkonsultasi pada tukang atau pemborong yang tidak memiliki konsep yang jelas, tak berselera, selain pengerjaan dan mengeruk keuntungan. Dan hasilnya memang tidak bisa dipertanggung jawabkan secara konsep desain.

Sebenarnya bukan soal desain dan arsitektur saja yang perlu dipertimbangkan. Tapi soal kebutuhan. Rasanya kalau memang dituruti kebutuhan akan ruang tidak akan pernah habis. Tapi mungkin dana tidak memadai untuk membeli rumah yang lebih besar. Sementara kebutuhan untuk ruang mendesak.

Tapi coba ditelaah lagi. Apakah memang mendesak?

Kadang rasanya hanya karena ada uang lebih lantas kita buru2 ingin menambah ruang, menambah pergola tanpa memperhitungkan berbagai aspek lainnya. Mungkin ada baiknya kita justru mengefektifkan ruang yang ada, lebih efisien menggunakan furniture dan barang, lebih mengefektifkan kegiatan sehari-hari kita ketimbang merubah arsitektur dan interior rumah kita.

Mengapa saya berpendapat demikian?

Karena terbukti orang-orang Indonesia yang menghuni di apartemen ternyata bisa tetap tidak merubah fisik apartemen mereka baik secara arsitektur dan interior karena keterbatasan dan juga aturan yang sudah disepakati bersama. Itu berarti mereka bisa melakukan ketiga hal yang saya sebutkan di atas kalau memang mau.

Thursday, December 10, 2009

BLUE CHRISTMAS


Biru tak berarti sendu. Biru juga memberikan ketenangan. Jadikan biru sebagai alternatif inspirasi dekor Natal Anda. Natal yang memberikan kedamaian yang menenangkan.
  1. Bantal-bantal cantik
  2. Lampu meja bernuansa keperakan
  3. Bedsheet putih dipadukan dengan runner perak
  4. Koleksi boneka maryoshka berwarna biru
  5. Frame foto silver
  6. Rangkaian bunga lily
  7. Karpet dengan nuansa biru berpadu coklat
  8. Candelabra silver dan lilin berwarna biru
  9. Alas piring putih
  10. Koleksi piring gelas berwarna biru
Location: JAKARTA

Wednesday, December 9, 2009

CHRISTMAS INSPIRATION


Natal menjelang saatnya mendekorasi rumah dengan berbagai aksesoris interior yang menawan.

  1. Bantal-bantal bernuansa merah dan emas
  2. Lilin-lilin yang gemerlap
  3. Potpourri yang mengharumkan ruangan
  4. Wall hanging sebagai titik pusat perhatian
  5. Seperangkat makan bernuansa merah
  6. Napkin ring yang unik
  7. Table runner keemasan yang hangat
  8. Napkin dalam berbagai motif floral
  9. Rangkaian bunga matahari untuk menghangatkan meja makan Anda

Location:
JAKARTA

Monday, October 26, 2009

THE AMAZING RACE OF SKYSCRAPPER

Melihat persaingan pencakar langit di berbagai negara di dunia rasanya memang menakjubkan sekaligus membuat terengah-engah. Di satu sisi memang menakjubkan dengan berbagai kecanggihan teknologi dalam dunia sipil arsitektur, konstruksi dan teknik bangunan saat ini. Untuk membangun Burj Dubai tentunya tidak mungkin lagi menggunakan teknik-teknik lama. Untuk membawa cairan beton ke ketinggian sekian ratus meter dari tanah tentu membutuhkan teknik dan penelitian lebih lanjut supaya saat saat tiba di lantai yang dimaksud beton tidak sampai mengering. Itu baru dari soal adukan beton. Belum masalah kontruksi yang harus menahan angin gurun serta kondisi cuaca yang drastis perbedaannya antara siang dan malam hari.

Pernahkan Anda membayangkan bagaimana cepatnya lift yang akan digunakan nanti di Burj Dubai? Untuk mencapai ketinggian tertentu di Burj Dubai tentu tidak mungkin menggunakan lift-lift seperti yang ada di gedung-gedung perkantoran atau apartemen di Jakarta saat ini. Tentu akan menyita banyak waktu jika kita hendak menuju lantai-lantai di tempat yang tinggi.

Membangun gedung-gedung pencakar langit yang tinggi tentu membutuhkan bukan hanya dana besar tapi juga teknologi tinggi untuk membangunnya. Dan yang paling penting adalah segi keamanan dan keselamatan.

Yah yang namanya gempa, kebakaran atau serangan terorisme siapa sih yang bisa meramalkan? Memang untuk kebakaran, sudah ada sistem antisipasinya. Mulai dari smoke detector, yang bekerja dengan mendeteksi asap. Sprinkler yang menyemprotkan air setelah mendeteksi suhu ruangan yang naik akibat kebakaran. Dan alarm yang memberikan peringatan berdasarkan deteksi asap dan sprinkler. Sementara untuk jalan keluar ada tangga darurat.

Cuma yang jadi masalah kan mau seberapa ampuh semua itu kalau kita berada di ketinggian yang nun jauh di atas sana rasanya percuma saja jika kejadian macam World Trade Centre di New York terjadi. Kalau kebakaran berada di lantai 30 sementara kita berada di lantai 50? Apa yang bisa kita lakukan? Mau meloncat? Apa helicopter bisa menyelamatkan? Apa tangga darurat tetap tahan api? Apa tangga mobil pemadam bisa mencapai kita?

Ya mungkin memang waktunya untuk kita mati dengan cara seperti itu. Tapi apa iya kita mau mati seperti itu. Lebih tepatnya apa iya bangunan tempat kita bekerja memang dirancang supaya kita mati seperti itu?

Ya memang sih di perkotaan lahan semakin sempit dan mahal. Tapi apa memang tidak ada cara lain? Apa memang harus membangun sebegitu grande-nya?

Kadang pemikiran saya desain dan arsitektur dibuat untuk hidup lebih jumawa ketimbang hidup lebih berkualitas. Seakan-akan lebih tinggi, lebih besar, lebih indah lantas semua persoalan hidup selesai. Setahu saya semua persoalan hidup selesai saat kita meninggal.

Setiap kali selesai pembangunan sebuah pencakar langit dengan rekor baru, umumnya selalu diikuti oleh krisis moneter. World Trade Centre menandai krisis yang melanda Amerika pada akhir tahun 1970an. Petronas menandai krisis moneter Asia pertengahan akhir 90an. Dan sekarang Burj Dubai ternyata menandai krisis hutang akibat hutang yang terlampau besar akibat mengejar kemewahan berkelebihan.

Sunday, October 18, 2009

PANTRY vs KITCHEN

Mungkin ada baiknya kalau kita mengenal beda kitchen dan pantry. Kitchen adalah dapur atau ruang tempat menyiapkan dan memasak makanan. Sedangkan pantry yang berasal dari bahasa Perancis 'paneterie' adalah tempat menyimpan perlengkapan masak, bahan2 makanan dan tempat menyiapkan bahan-bahan sebelum diolah di dapur.

Di dapur ada konsep segitiga dapur yang mencangkup kompor, sink/tempat cuci piring dan lemari pendingin.

Sementara pantry sebenarnya lebih merupakan tempat penyimpanan dan penyajian praktis makanan atau minuman terutama di tempat yang memiliki pengolahan atau penyimpanan anggur. Jadi pada pantry penekanannya ada pada lemari pendingin serta meja penyajian.

Sejak dulu orang Indonesia sebenarnya lebih mengenal konsep dapur ketimbang pantry. Perbedaannya pada saat ini adalah karena kemajuan jaman, paparan informasi dan budaya dari barat, maka orang Indonesia mengadopsi konsep pantry.

Kalau diperhatikan, masakan Indonesia lebih kompleks dalam cara memasaknya. Itu sebabnya konsep dapur sebenarnya lebih cocok untuk digunakan di Indonesia. Sementara konsep dapur ala barat bisa dikatakan lebih steril karena kebiasaan memasak yang lebih praktis ketimbang orang Indonesia. Jadi microwave memang mau tidak mau menjadi alat tambahan di luar 3 alat utama dapur. Atau masih bisa ditambah lagi dengan dishwasher machine. Semua itu karena tuntutan waktu dan kesibukan hingga kepraktisan menjadi alasan utama.

Jika di barat dikenal konsep mini bar sebagai bentuk lain dari pantry dengan spesialisasi sebagai tempat menyimpan minuman. Maka di Indonesia yang tidak terlalu mengenal kebiasaan minum-minum sosial, maka bentuk pantry lah yang diadaptasi. Meski saat ini juga ada yang mulai membuat mini bar lengkap dengan koleksi wine yang beragam.

Di Indonesia pantry dipisahkan dengan dapur kotor atau kitchen dengan alasan area pembantu dan lebih kotor. Ehm apa ini bukti sisa2 feodalisme dalam menyentuh kehidupan rumah tangga? Entahlah. Saya pikir sih yang namanya dapur kalau dipakai memasak pasti kelihatan kotor dan berantakan. Masalahnya adalah apa pengguna dan pemilik dapur bisa lebih rapi, terorganisasi dan rajin membersihkan setelah memasak?

Sepertinya hanya di Indonesia saja rumah tangga kelas menengah atas memiliki dua dapur yang berbeda. Pantry atau dapur bersih dan kitchen atau dapur kotor.

Beberapa orang menganggap ini adalah hasil budaya kelebihan uang. Saya menyebutnya dengan trophy kitchen. Seperti piala, untuk dipamerkan dan dibanggakan tapi sebenarnya tidak berfungsi apa-apa.

Saturday, October 17, 2009

MEMILIH KURSI KERJA



Pernahkah Anda merasakan tubuh sakit setelah seharian duduk bekerja? Otot kaki tegang, punggung pegal, pinggang sakit, bokong terasa nyeri, bahu kaku, tangan nyeri? Kalau pernah, itu berarti saatnya Anda perlu memperhatikan kursi kerja yang dipakai dan sikap tubuh selama duduk bekerja.

Sering kita bepikir kursi kerja semakin besar ukurannya, semakin baik. Pemikiran yang keliru. Kursi kerja yang besar, gagah dan mewah memang menunjukkan kedudukan seseorang yang tinggi dalam suatu perusahaan. Tetapi kursi kerja eksekutif, yang umumnya dapat direbahkan ke belakang, seperti itu dirancang bukan untuk kegiatan bekerja seperti mengetik, menulis di depan komputer sepanjang hari. Kursi kerja eksekutif seperti itu dirancang bagi pimpinan perusahaan dimana pekerjaannya lebih banyak dilakuan dengan posisi tubuh lebih santai seperti menelepon, menandatangani surat, mengambil keputusan, berbincang-bincang. Kesalahan membeli kursi seperti ini menyulitkan tubuh kita.

Sediakan Waktu untuk Mencoba

Mendapatkan kursi kerja yang tepat memerlukan waktu yang cukup, karena kursi itu bersentuhan langsung dengan tubuh kita. Kita harus menemukan kursi kerja yang pas dengan ukuran tubuh kita. Sama seperti membeli busana. Kita harus benar-benar mencobanya dengan tubuh kita. Anda harus dapat merasakannya apakah kursi tersebut sesuai dengan tubuh Anda. Apakah seluruh tubuh merasa nyaman saat duduk di atasnya? Apakah kursi itu cukup leluasa untuk tubuh bergerak? Apakah sandaran punggung, lengan kursi, dudukan, serta tingginya dapat disesuaikan dengan ukuran tubuh?

Kaki Tangan Kursi

Kursi kerja yang baik membuat telapak kaki menjejak di lantai sehingga beban kaki dan tubuh menyebar. Bukan hanya bertumpu pada kedua paha, tetapi disalurkan melalui telapak kaki ke lantai. Karena itu periksa sistem gas hidrolik pada tiang kaki kursi. Apakah bekerja dengan baik dan dapat disesuaikan dengan ukuran tinggi kaki saat kita duduk. Jika tinggi tubuh Anda terlalu pendek atau kaki tidak dapat menjejak di lantai, gunakan bangku pendek untuk mengganjal kaki Anda. Tetapi perhatikan juga jangan sampai bagian bawah paha tidak menempel di atas dudukan kursi.

Cobalah duduk di kursi kerja, kemudian gerakan kursi tersebut. Kursi kerja harus dalam kondisi stabil dan aman baik saat diduduki maupun bergerak. Dulu kursi kerja dibuat dengan 4 jari roda pada satu kaki tiang. Ini menyebabkan kursi tidak stabil saat bergerak sehingga dapat jatuh terbalik. Itulah sebabnya saat ini kursi kerja dirancang dengan 5 jari roda pada satu kaki tiang. Cobalah periksa apakah kelima rodanya berputar dengan baik saat kursi bergerak. Satu roda bermasalah membuat pekerjaan terganggu.

Ada kursi kerja yang memiliki sandaran tangan, ada juga yang tidak. Memang ada baiknya memilih kursi yang memiliki sandaran tangan. Sandaran tangan yang terlalu tinggi atau terlalu rendah, sama-sama dapat membuat bahu cepat menjadi lelah. Sandaran tangan yang baik mampu menopang tangan dengan pas. Untuk mencegah cedera bahu saat bekerja. Saat ini umumnya kursi kerja yang dijual memiliki tinggi sandaran tangan yang sesuai standar ergonomis dan tak dapat disesuaikan dengan ukuran lengan. Jika Anda merasa tinggi sandaran tangan yang ada kurang mampu menopang dengan baik, sebaiknya pilih kursi yang memiliki sandaran tangan yang dapat disesuaikan dengan ukuran tinggi lengan atas Anda.

Kursi Penopang Tubuh

Ukuran kedalaman kursi yang baik menyisakan sedikit jarak antara betis dengan bagian depan dudukan kursi. Sehingga mengurangi tekanan pada siku belakang lutut Anda. Serta membuat bagian bokong dan punggung bagian bawah Anda menyatu dengan dudukan dan sandaran kursi. Ini membuat beban tubuh Anda tersalurkan merata melalui seluruh tubuh Anda ke sandaran dan dudukan kursi.

Jika dudukan kursi terlalu dalam, maka posisi tubuh Anda akan menjadi melengkung disebabkan kaki bagian bawah terhalang oleh dudukan. Posisi duduk seperti ini akan membuat seuruh punggung anda akan lebih cepat merasa lelah. Hal ini disebabkan punggung bagian bawah Anda menggantung, tidak menyatu dengan sandaran kursi. Akibatnya punggung bagian atas harus menahan sebagian beban tubuh terutama punggung bagian bawah.

Cobalah rasakan ruang gerak tubuh Anda saat duduk di kursi kerja. Sebaiknya ada sedikit ruang gerak bagi tubuh diantara sandaran dan dudukan kursi. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pelumasan alami pada tulang belakang serta membantu proses sirkulasi darah, pernapasan serta pencernaan di dalam tubuh.

Coba rasakan apa ketebalan busa kursi kerja Anda cukup tebal untuk menopang tubuh dengan baik. Busa yang tipis tidak menjadi bantalan yang baik bagi tulang ekor. Rasanya akan seperti duduk di bangku kayu yang keras. Sehingga Anda lebih cepat gelisah yang justru mengganggu konsentrasi kerja. Busa yang tebal juga bukan berarti penopang dengan baik. Karena ada busa tebal tapi mudah kempis karena beban tubuh kita. Busa yang baik, lebih elastis mengikuti bentuk tubuh. Jadi bukan hanya ketebalan busa saja yang perlu diperhatikan. Tetapi keelastisannya juga.

Coba rasakan juga material penutup busa. Ada tiga macam yang umumnya ditawarkan, yaitu kulit asli, kulit sintetis dan kain. Bahan-bahan seperti kulit dan kulit sintetis biasanya tidak licin dan serta lebih mudah dibersihkan. Selain itu juga lebih kuat dan tahan lama dibandingkan kain. Kelemahannya lebih cepat membuat tubuh menjadi panas. Karena panas tubuh diinsulasi oleh bahan tersebut. Sedangkan kain memang perawatannya lebih rumit, tetapi tidak menghasilkan listrik statis saat bersentuhan dengan tubuh kita. Kain lebih nyaman karena lamban dalam membuat tubuh menjadi panas. Pilih juga warna bahan yang sesuai dengan selera, gaya interior atau citra yang ingin Anda sampaikan.

Saat ini beberapa produsen mengeluarkan kursi kerja dengan dudukan serta sandaran punggung tanpa busa. Melainkan terbuat dari kain atau karet plastik seperti jaring yang sangat elastis. Secara ergonomis penggunaan bahan elastis seperti ini sangat baik bagi tubuh. Karena keelastisannnya mengikuti bentuk tubuh sekaligus menopangnya. Lubang-lubang pada bahan tersebut juga berfungsi mengalirkan udara ke punggung. Sehingga punggung tidak lekas terasa panas.

Jangan lupa periksa tombol-tombol pengatur penyesuaian kursi, mulai dari pengatur ketinggian dudukan dan sandaran lengan, serta kemiringan sandaran punggung.

Jika semua aspek tersebut sudah Anda perhatikan, mungkin Anda bisa menemukan kursi yang tepat untuk Anda. Kursi kerja yang terasa lembut, empuk, pas dengan tubuh Anda. Serta sesuai dengan selera. Kursi kerja yang dapat membuat tubuh Anda tetap merasa nyaman, santai, dan segar meski telah duduk berjam-jam.

TIPS DUDUK BEKERJA YANG SEHAT

Duduk lama memang tak nyaman. Punggung, bokong menjadi panas. Bahu jadi pegal adalah tanda dari tubuh kita untuk melakukan sesuatu. Inilah tip supaya Anda dapat duduk bekerja dengan sehat:
  1. Tarik kursi kerja lebih mendekati meja kerja supaya dapat duduk dengan benar.
  2. Jangan duduk membungkuk ke depan. Sebaiknya posisi tubuh duduk dengan sedikit rebah ke belakang. Tempelkan punggung Anda pada sandaran kursi supaya beban tubuh bagian atas menyebar. Jadi tidak hanya bertumpu pada tulang ekor. Posisi bungkuk membuat beban pada tulang belakang dan bahu, sehingga mudah lelah.
  3. Ambil sedikit waktu untuk melakukan peregangan. Tubuh kita dirancang untuk bergerak. Toleransi waktu terlama yang dapat ditanggung tubuh untuk duduk manis adalah dua jam. Lewat dari itu tanda-tanda seperti panas dan gelisah akan mulai Anda rasakan. Melakukan peregangan sambil duduk atau berdiri membantu kesehatan tulang belakang, peredaran darah pada punggung serta pernapasan.

Friday, October 9, 2009

6 WASIAT EISENMAN

oleh M. Ridwan Kamil

Di Torino yang dingin berangin, menyeruput secangkir cappucino menjadi hal kecil yang
luar biasa. Kelegitan kopi terbaik yang pernah saya minum hadir setiap pagi. Di kota
tempat kongres UIA bulan Juli lalu ini tidak ditemukan satupun café Starbucks. Mungkin
mereka minder dengan kualitas cappucino khas orang Italia. Apalagi jika yang menyeduh
adalah Nicoletta, gadis ramping nan cantik mirip Angelina Jolie yang melayani delegasi
Indonesia di restoran Vittorio. Perfecto.

Dari sekian banyak acara dan ceramah dari para arsitek dunia di kongres UIA ini, ada satu
kuliah dari Peter Eisenman yang terus mengiang-ngiang di telinga saya. Dengan usianya
yang sudah tua dan gayanya yang kebapakan, Eisenman mengemukakan sedikitnya 6
pesan tentang tentang arsitektur kontemporer.

  1. Eisenman mengingatkan bahwa kita sedang berada dalam krisis diskursus arsitektur. "Kita berada di dekade yang tidak menawarkan nilai baru," ujarnya. Yang ada hanya "lateness" atau kebaruan demi kebaruan geometri arsitektur yang berubah secara periodik tahunan, bulanan atau bahkan mingguan. Menurutnya tidak ada kegairahan perdebatan arsitektur dunia seperti halnya ketika arsitektur Modern bergeser ke Postmodern. Ataupun kegairahan ketika kerumitan dan kegeniusan diskursus dekonstruksi Derrida dipinjam oleh para arsitek dunia untuk menjadi wacana hangat di jamannya.
  2. Eisenman melihat banyaknya karya arsitektur kontemporer yang sibuk dengan geometri yang semakin rumit, namun seringkali tidak memiliki kualitas yang mampu menghadirkan makna mendalam. "Just a piece of meaningless form," kritiknya. Selain itu, banyak pula arsitektur yang tidak mampu memperkuat konteks kota dan budaya tempat ia berdiri. Karenanya Eisenman membenci Dubai. Baginya Dubai adalah sirkus arsitektur. Segala bentuk bisa hadir tanpa korelasi, tanpa preferensi dan tanpa didahului oleh esensi `livability' atau roh berkehidupan dari sebuah kota. Kota adalah untuk manusia. Dan Dubai tidak memilikinya.
  3. Eisenman merenungi bahwa karya arsitektur seharusnya bisa dirasakan sampai ke lerung hati terdalam. Arsitektur tidak hanya cukup menjadi sebuah entitas dan objek visual semata. Arsitektur terbaik adalah arsitektur yang mampu menyentuh psikologis manusia secara emosional. "let the heart be your judge," ungkapnya. Arsitektur harus mampu mengalirkan makna-makna di ruang-ruang tiga dimensional itu. Renungannya ini sejalan dengan konsep `tactility' yang didengungkan sosiolog Kenichi Sasaki yang memuji arsitektur yang menstimulasi seluruh indra manusia. Arsitektur yang tidak memanjakan indra visual semata.
  4. Eisenman mengingatkan kita, terutama para mahasiswa arsitektur, untuk tidak mendewakan komputer. Eisenman mengkhawatirkan generasi sekarang yang menggantungkan 100 persen proses desain dengan komputer. "Mereka menjual keindahan melalui manipulasi photoshop," debatnya. Dengan imaji-imaji yang secara visual spektakuler seolah urusan sudah selesai. Baginya proses desain harus dimulai dari kerja keras kontemplasi berpikir. Konsep desain harus mampu dirasakan dengan hati. Kemudian mengalir deras ke syaraf-syaraf di sepanjang jari-jari tangan. Karenanya sensitivitas indrawi masih ia anggap yang terbaik dalam melatih pencarian konsep berarsitektur.
  5. Eisenman berpesan bagi para arsitek di negara-negara berkembang untuk tetap optimis dan selalu merasa beruntung. Beruntung karena pada umumnya negara berkembang seperti kebanyakan negara di Asia masih memiliki referensi eksotisme budaya. Budaya yang masih memiliki tradisi kultural sebagai sumber konsep, legenda yang emosional sebagai sumber makna dan ritual referensional sebagai sumber cerita. Kekayaan-kekayaan kultural inilah yang tidak dimiliki di negara Barat seperti halnya Amerika Serikat tempatnya bermukim dan berpraktek.
  6. Eisenman menceritakan bahwa tiada yang lebih bermakna dalam profesi arsitek selain dari sebuah ketulusan pertemanan dan kesetiakawanan sesama arsitek. Ia kemudian bercerita tentang struktur vertikal di proyek Galia Cultural di Spanyol yang ia bangun sebagai perwujudan wasiat terakhir dari mendiang sahabatnya John Hedjuk. Mendiang koleganya yang sering menjadi teman minum kopi, sahabat berdiskusi dan kritikusnya selama mereka berpraktek di New York. Persahabatan adalah keindahan.


Itulah enam pesan dari arsitek yang mendedikasikan dirinya untuk terus mengajar dan
menularkan pemikiran-pemikiran kritis kepada ratusan muridnya dan ribuan
pengagumnya. Dunia arsitektur yang saat ini miskin provokasi memang membutuhkan
kehangatan pemikiran Eisenman. Sehangat dan semenyentak cappucino yang diseduh
Nicoletta, teman kita dari Torino. Kita memang butuh kehangatan yang menyentakkan
syaraf sekaligus menyegarkan pikiran. Setiap pagi.

Torino, Juli 2008.

Courtesy of: Ira Sophia

Thursday, October 8, 2009

GREEN LABEL

Kadang suka tersenyum sendiri kalau membaca membaca artikel tentang interior rumah tinggal publik figur dan mendapatkan stempel 'green' atau berwawasan lingkungan hanya karena menanam penghijauan di sekitar rumahnya.

Tepat tidak ya istilah berwawasan lingkungan. Mungkin lebih tepatnya berkonsep ramah lingkungan.

Sebenarnya kalau cuma meletakkan satu dua pohon di halaman rumah ditambah rumput sudah mendapatkan label ramah lingkungan mungkin halaman rumah tetangga depan rumah saya yang memiliki dari anggrek hutan sampai pohon Matoa semuanya asal Papua bisa mendapatkan Nobel kategori pemerhati lingkungan.

Yah setidaknya publik figure tersebut sudah ada kesadaran utk lebih memperhatikan lingkungan. Mudah-mudahan para penggemarnya jadi lebih terinspirasi untuk memperhatikan lingkungan. Jadi lebih banyak lagi yang memperhatikan lingkungan.

Yah kategori ramah lingkungan itu tidak cuma sekedar kosmetik, aksesoris label rumah. Rumah berwawasan lingkungan itu tergantung sejauh mana penghayatan dari penghuni rumahnya akan kesadaran lingkungan. Bukan hanya sekedar tanam sejuta pohon, seperti gerakan Pemda DKI.

Dari apa yang saya peroleh rumah berwawasan lingkungan itu kalau:
  1. Menggunakan furniture recycle
  2. Menggunakan material bangunan recycle
  3. Menggunakan material bangunan,material finishing yang telah mendapatkan sertifikasi ramah lingkungan
  4. Furniture kayu berasal dari pohon2 yang mudah regenerasinya
  5. Memaksimalkan penggunaan tenaga surya untuk menerangi rumah, dengan cara membuat lebih banyak bukaan spt jendela supaya lebih banyak sinar surya masuk ketimbang menggunakan lampu listrik.
  6. Memanfaatkan tenaga surya sebagai pembangkit listrik daripada menggunakan listrik PLN yang berasal dari pembangkit listrik besar yang menghasilkan karbondioksida lebih banyak.
  7. Memanfaatkan tenaga angin sebagai pembangkit listrik dengan alasan sama seperti di atas.
  8. Mendaur ulang sisa sampah rumah tangga.
  9. Mendaur ulang sisa limbah rumah tangga aka isi septic tank.
  10. Mendaur ulang sisa pembuangan air.
  11. Menggunakan peralatan elektronik hemat energi seperti TV LED ketimbang TV biasa dan plasma.
Nah itu baru 11 point yang saya peroleh. Bisa jadi ada lebih banyak kalau ingin ditambahkan.

Apa? Mahal?

Ya memang mahal. Untuk udara segar yang Anda peroleh dan hidup setiap hari seumur hidup Anda tidak dikenakan bayaran toh? Sinar surya menerangi setiap hari juga gratis kan? Nah di sinilah tugas kita semua mengembalikan apa yang kita sudah ambil dari bumi ini. Jangan lihat mahalnya. Toh semua itu digunakan untuk Anda sendiri juga.

Untuk bumi yang lebih hijau, bersih untuk anak cucu kita nanti. Hidup lebih hijau.

Tuesday, October 6, 2009

Sunday, October 4, 2009

PASSION FOR BATIK

Maaf juga kalo saya terkesan sinis atas euphoria batik ini, bukan saya tidak menghargai upaya pemerintah.

Sebenarnya saya masih tidak/belum/kurang yakin penghargaan dari UNESCO itu atas usaha pemerintah.

Bukan mau show off, saya pakai batik dan punya koleksi kain batik sedikit lebih banyak dan lebih lama dari yg sebagian besar orang kira. Bahkan beberapa koleksi kain batik saya diminta ibu dan adik saya untuk mereka jadikan baju. Ada juga yg diminta saudara yang lain. Oh ya bukan cuma batik sih tapi ada kain tenun juga saya punya. Ada yg dari ibu saya seperti sutra asal Makasar.

Saya bahkan pernah mencoba membatik sejak SMA tahun 1995. Saya beli lilin malamnya, juga beli cantingnya serta kain blacu sebagai bahan eksperimen. Saya coba kerjakan di rumah. Ibu saya saksinya.

Saya pergi ke Gelar Batik Nusantara pada saat pertama kali digelar tahun 1996. Saya coba curi2 baca buku batik Iwan Tirta di Kinokuniya.

Dan saya merasa lebih yakin kalo penghargaan UNESCO itu lebih karena usaha lobby Ibu-Ibu yang tergabung di Wastaprema ketimbang Pemerintah. Beneran lho! Meski pada Kompas hari Minggu, 4 Oktober 2009 ini, Ketua Wastaprema, Ny. Adiati Arifin Siregar, mengakui perjuangan berbagai pihak seperti KADIN Indonesia, komunitas2 batik termasuk Pemerintah dalam perjuangan mengukuhkan Batik Indonesia sebagai Warisan Budaya Dunia.

Kalau Anda tidak tahu tahu Wastaprema itu apa, coba cek di sini

Well, Wastaprema itu himpunan pecinta kain adati Indonesia. Anggotanya bukan cuma ibu2 aja, tapi ibu2 pejabat, ibu2 mantan pejabat, desainer, kalau tidak salah ada juga expatriat yang adalah kolektor kain asal Nusantara. Jadi gak heran kalo mereka lebih luwes melobi UNESCO ketimbang pemerintah. Yah meskipun pasti ada upaya pemerintah di dalamnya, tapi tetap saja rasanya ada yg janggal.

Jadi kalau saya menganggap remeh euphoria orang2 Indonesia soal batik ya karena saya melihat sendiri status seperti ini di fesbuk

"klo seandainya Hari Batik Nasional (2 Oktober) tidak jatuh pada hari jumat, mungkin gw gak akan pake batik. hari ini gw pake batik karena tiap jumatnya emang biasa pake batik. how bout u?"

Jadi ya saya rasa sebagian besar memang tidak cinta-cinta amat sama batik. Cuma perayaan sesaat. Cuma ingin meramaikan saja.

Coba saja lihat di televisi. News Anchor di TV baju2nya? Kalo bukan saat perayaan Hari Kartini, Hari Kemerdekaan atau pas Lebaran dan Natal atau perayaan2 keagamaan mana ada yang mengenakan batik? Kalau yang di televisi saja sehari-hari gak bisa terlihat mengenakan batik gimana mereka yg tidak terpampang di televisi?

Ada yg tahu kalo motif batik kawung itu agak mirip dengan logo Louis Vuitton? Ada yang tahu kalo motif batik kawung itu dipakai oleh desainer Jaya Ibrahim untuk panel penyekat di hotel Darmawangsa? Ada yang tahu nggak kalo teknik batik itu bisa diterapkan pada kayu?

Jadi kalau Bpk. Fauzi Bowo berkoar-koar soal pakai batik pada tanggal 2 kemarin, sebenarnya almarhum Ali Sadikin sudah sejak tahun 70-an menghimbau seluruh jajaran Pemda DKI untuk mengenakan batik demi membantu kelangsungan hidup perajin batik yang waktu itu mulai ngos-ngosan digempur produk garmen.

Yah sebenarnya saya tidak bisa memaksakan orang-orang untuk cinta batik. Tapi ya kalo tidak cinta ya nggak usah ikut-ikutan sok suka/perhatian pada batik.

Kemarin itu rasanya euphoria batik sih menurut saya secara pribadi a lil bit overated. Ya bagus memang sih. Secara UNESCO mengukuhkan batik asal Indonesia sebagai warisan kekayaan dunia.

Cuma rasanya euphoria ini berlebihan mengingat sebagian besar kita baru heboh setelah batik diklaim sebagai warisan budaya Malaysia. Tapi coba pakai batik sehari-hari. Ehm mungkin sebagian besar akan keberatan. Masih ingat jaman kuliah dulu saya pakai batik lengan pendek dan sukses disindir bagaikan pak lurah, pak camat, dsb. Saya tidak tahu apa salahnya menjadi pak lurah dan pak camat. Notabene saya kuliah di fakultas desain lho, seharusnya mahasiswa2nya kan lebih open minded ya? Tapi ya begitulah kondisi di kaum muda waktu itu. Batik termarjinalkan sebelum Edward Hutabarat sukses mengangkat pamor batik kembali menjadi lebih muda dan kontemporer.

Beberapa waktu lalu ada seruan 'malu berbatik cap atau printing' di kompas.com dan account batik Indonesia di fesbuk. Seruan itu langsung menuai kritikan pedas.

Dengan alasan gak mampu. Puhlease deh ya, orang Indonesia itu gonti-ganti handphone, iphone, blackberry mahal bisa, tapi beli batik tulis yang bisa menghidupi pembatik dan keluarganya sekian bulan tiba-tiba merasa paling miskin sedunia.

Memang batik tulis itu mahal, malaikat juga tahu itu. Tapi tahu nggak sih berapa lama bikin batik tulis itu? Lama tahu, bisa 3 bulan baru selesai. Bagus mana sama batik cap? Ya batik tulis jauh lebih bagus dong.

Tidak perlulah memaksakan membeli yang baju jadi atau kain kan? Kalau memang tidak terjangkau dengan kantong, bisa membeli scarf atau dasi batik tulis aja dulu.

Kalau beli batik jangan dilihat cuma bagus atau dipake ke mana.

Jangan lihat fungsinya nggak kayak Blakcberry, Iphone, Ipod. Ada nilai filosofis dalam setiap motifnya, ada sejarah pembuatannya, ada sentuhan personalnya di tengah gempuran produk massal. Ada nilai sosial dan pelestarian budayanya.

Jangan disamakan dengan produk konveksi biasa. Beda kelas.

Yah saya cuma berharap ini bukan euphoria sesaat aja.

Wednesday, September 2, 2009

VIRGO


Bulan September ini bisa dikatakan adalah bulannya Virgo. Virgo memiliki karakter yang feminin. Inspirasi desain kali ini berasal dari feminitas, carnelian, amethyst dan sapphire.

1. Salad bowl
2. Desk clock
3. Flowers
4. Table lamp
5. Candle
6. Wallpaper
7. Cushion
8. Bedset
9. Tile
10. Table
11. Book cover
12. Tile
13. Candle holder

Monday, August 24, 2009

SUMMER BREEZE


Musim panas selalu membawa kesegaran baru, semangat baru. Membuat suasana hati yang cerah dengan harapan baru. Kali ini saya persembahkan inspirasi dekorasi untuk musim panas kali ini.

Friday, August 21, 2009

INSPIRATION FOR RAMADHAN



Bulan Ramadhan telah tiba. Ramadhan di penghujung musim panas kali ini memberikan inspirasi untuk penataan dekorasi dan meja makan yang segar. Paduan antara warna turunan hijau yang Islami dan kesegaran kuning dari musim panas, semoga membuat Anda semakin bersemangat menjalani puasa. Selamat menjalankan ibadah puasa

Thursday, August 20, 2009

A Restaurant

This one was a client project that I helped with the project drawings. Supposed to be this glorious beautiful but at the end the owner changed her tought.


Tuesday, August 18, 2009

Changing Contact Number

Due to an incident today that made me lost my phones.
I announce that since tonight the contact number has been changed
from 021-71102801
temporarily
into
081808023525.

Monday, August 17, 2009

Indonesian Heritage Inspiration


Celebrating Indonesian Independence Day with Indonesian Heritage for your home.

Sebuah komposisi yang terinspirasi dari warisan kekayaan alam dan budaya Indonesia. Dari batik hingga rotan. Dari melati hingga bambu. Dari tradisional hingga kolonial dan kontemporer.Rotan, bambu dan kayu jati telah lama menjadi sumber bahan baku untuk pembuatan mebel dan berbagai pelengkap dekorasi interior. Sementara batik menjadi inspirasi dekorasi dengan penerapannya yang versatile, mulai dari kain hingga kayu, lukisan hingga keramik. Melati yang banyak menjadi perhiasan pengantin Jawa menjadi inspirasi untuk menyegarkan ruangan.


Friday, August 7, 2009

MOODBOARD - ORIENTAL INFLUENCE



Moodboard adalah komposisi gambar-gambar yang akan digunakan sebagai referensi desain yang akan diwujudkan. Moodboard akan mengungkapkan gambaran awal bagaimana suasana, warna dan tema yang akan diwujudkan. Moodboard kali ini adalah salah satu yang akan digunakan untuk proposal desain sebuah apartemen di kawasan Kuningan. Moodboard ini bertema Oriental Influence. Dengan inspirasi dari China dan Japan style. Dipadukan untuk mendapatkan sentuhan China yang lebih kontemporer dengan pengaruh kesederhanaan Japan.

Sunday, August 2, 2009

Memodifikasi Gaya Desain Khas Oriental Koran Sindo Rabu, 09/04/2008

Dalam artikel di Koran Sindo Rabu, 09/04/2008 saya menjadi salah satu narasumber. Berikut petikannya.

BUDAYA China mewarisi kekayaan yang melimpah hingga seantero dunia.Arsitektur dan desain interiornya pun turut mendunia.Gaya desain ini pun bisa diadopsi ke dalam hunian di Indonesia.

Kebudayaan dari dataran China meninggalkan jejak yang hingga kini masih dapat dijumpai di belahan dunia mana pun.Tradisi yang dipegang kuat oleh bangsa Tionghoa menampilkan sesuatu yang khas dan tentu saja unik pastinya.

Budaya nenek moyang yang selalu terjaga bisa dilihat dengan masih banyaknya bangunan khas Oriental di China, tak terkecuali di Indonesia. ”Arsitektur khas Oriental, yang notabene berasal dari dataran China,pada dasarnya adalah arsitektur tradisional berornamen atau berhias,” jelas arsitek Probo Hindarto.

Contohnya seperti hiasan pada dinding, pintu, dan jendela yang didasarkan pada mitos dan kepercayaan bangsa Tionghoa. Ornamen yang ada beragam, dari ornamen geometris, motif tanaman, hingga binatang. ”Kalau dari segi desain interior, gaya Oriental ditandai dengan penggunaan material kayu,kertas pelapis dinding dan warna yang dominan merah, cokelat tua atau emas,” tandas desainer interior Timothy Iddo Malachi yang akrab disapa Timmy.

Gaya ukiran dalam interior khas Oriental biasanya berbentuk ukiran seperti naga dan singa. Bunga lotus pun kerap digunakan sebagai motif ukiran ataupun lukisan. Lantas,mengingat bangsa China melestarikan budayanya secara kuat di mana pun mereka berada, arsitektur khas Oriental juga tampak di Indonesia dari elemen-elemen tertentu. Contohnya, atap khas China,warna-warna mencolok seperti merah, biru, dan kuning, atau penggunaan patung naga sebagai wujud kepercayaan masih muncul dalam rumah masyarakat Indonesia keturunan.

”Meskipun dalam penggabungan dua arsitektur berbeda ini (perpaduan Indonesia dan China), biasanya karakter arsitektur Tionghoa yang penuh warna dan hiasan menjadi berkurang,bahkan sebagian besar atau keseluruhan hilang,” tambah Probo dari Astudio. Pendapat senada datang dari Timmy.

”Pengolahannya dalam desain interior, misalnya hanya pada penerapan penggunaan warna, aksesori interior,mebel, dan panel divider.” Misalnya,warna-warna netral dipadu dengan warna- warna kuat.Warna merah ada pada satu area dinding saja sebagai aksen.Atau warna merah pada sarung bantal, karpet,atau kain sofa gorden.

”Gawanganatau kongliong juga sering digunakan sebagai penyambung antarruang tanpa menggunakan pintu yang berbentuk bulat seperti bulan purnama,”ujar Timmy. Menurut Probo yang berdomisili di Malang, material alami seperti batu-batuan, kayu, tanah, banyak digunakan. Material biasanya ditampilkan ‘’jujur’’ dengan tidak dicat. Misalnya,warna tanah liat untuk genting,warna kayu untuk kolom kayu.

”Mengombinasikan gaya Oriental dengan unsur desain modern malah akan menyenangkan,” sarannya. ”Tak perlu mengolah seluruh ruangan.Fokuskan pada beberapa hal saja, yang lain dibiarkan lebih sederhana dan modern agar lebih menonjolkan elemen-elemen Oriental karena kekontrasannya,” pungkas Timmy dari Igloodesigndecor.

Anda dapat menyertakan elemen interior seperti lampu dengan desain modern atau seperangkat kursi dan meja makan bergaya Ming. Tentu saja lilin-lilin merah, hiasan dinding semacam baju cheongsam yang digantung di dinding, keramik-keramik China, lonceng angin, atau lampion. ’’Tapi dipajang beberapa saja justru menarik perhatian sehingga kita akan merasakan kesannya,” tambah Timmy mantap.

”Anda juga dapat menyandingkan pernak-pernik aksesori Oriental dengan aksesori bergaya etnis Jawa karena karakter hiasannya agak mirip,”saran Probo yang juga mengelola situs arsitektur dan desain interior.

Tak Harus dengan Fengsui
PARTISI, Partisi bermotif bunga khas negara tirai bambu terlihat cantik sebagai background sudut ruang.

DALAMmendesain ruangan bernuansa China, langsung tebersit apa harus menggunakan perhitungan fengsui? ”Semuanya dikembalikan pada penghuni rumah apakah perlu menggunakan fengsui atau tidak,” ucap Timmy.

Namun, akan lebih baik jika menggunakan perhitungan fengsui. Ini akan menyebabkan tak hanya tampilannya yang Oriental, tapi juga dalam penataan ruangnya. Namun, seiring modernisasi pola pikir masyarakat, banyak yang tidak lagi menggunakan fengsui, secara sebagian bahkan seluruh desain ruangannya.

”Tapi tak jarang, masyarakat pribumi menggunakan perhitungan fengsui untuk menata ruang rumah. Hal ini menunjukkan pengaruh arsitektur Oriental bagi masyarakat pribumi di Indonesia,” ungkap Probo mantap. Menurut Timmy, yang pernah menyelesaikan proyek desain interior bergaya Oriental, gaya Oriental ini lebih abadi dan mudah diadaptasikan tanpa harus terkesan kuno.

Di samping itu, saat ini banyak kain atau wallpaper bermotif bambu atau bunga semacam lili, peoni, dan lotus yang memperkuat nuansa Orientalnya. ”Semuanya harus terlihat proporsional jangan sampai terkesan berlebihan.” Mengingat gaya hidup modern yang mementingkan segi praktis, adaptasi dan modifikasi gaya khas Oriental ini jauh lebih baik agar segala sesuatunya lebih sederhana dan tidak repot dalam perawatannya. (wida/rizky adelia/MG-14)

DESAIN INTERIOR RUMAH DI KAWASAN RAWAN BANJIR

Ide tulisan ini terinspirasi dari menyaksikan rumah-rumah terendam banjir di sekitar lingkungan saya. Tulisan ini sebenarnya dimaxudkan untuk memberi jalan keluar bagi mereka yang rumahnya menjadi langganan banjir tetapi belum cukup dana untuk membeli rumah baru di lokasi yang bebas banjir.

1. Lantai
Banjir seringkali membuat masalah dengan naik atau terlepasnya keramik dari lantai. Karena itu saya menganjurkan lantai tidak perlu untuk dipasang keramik. Atau keramik sebaiknya dilepas sekalian. Dan lantai dirapikan dengan adukan acian semen ekspos saja. Memang dari segi warna tidak terlalu nyaman karena berwarna abu-abu tua. Saya justru teringat waktu saya masih anak-anak rumah salah seorang tetangga saya berlantai semen. Lantai semen semakin lama biasanya justru semakin mengkilap. Warna yang tidak menarik bisa diatasi dengan menggunakan warna cat dinding yang lebih terang. Bisa juga menggunakan semen warna hijau, kuning/krem, merah yang biasa digunakan sebagai campuran untuk mendapatkan warna yang diinginkan. Tetapi saya sendiri belum yakin akan kekuatan semen2 berwarna ini. Seandainya ada yang lebih pakar ada baiknya berbagi di sini.

2. Dinding
Setelah banjir usai umumnya akan timbul tanda bekas ketinggian air pada dinding. Belum termasuk efek samping jamur pada dinding karena lembab. Karena itu saya menganjurkan untuk menggunakan cat kayu untuk finising pada dinding. Memang terdengar seperti lelucon milenium ini menganjurkan orang untuk menggunakan cat kayu yang tampilannya mengkilap/glossy. Tetapi saya menganjurkan ini karena cat kayu umumnya lebih mudah dibersihkan dan lebih tahan air ketimbang cat dinding biasa.

Atau bisa juga menggunakan cat untuk dinding bagian luar yang bersifat tahan cuaca. Meskipun penerapannya akan lebih mahal.

Kalau memang ada dana lebih bisa juga dilakukan pemasangan batu alam di dinding. Tetapi pilihannya terbatas karena yang bisa digunakan hanya batu paras, batu candi, batu palimanan. Penggunaan batu alam ini bisa juga sebagai variasi panel setengah dinding atau sebagai dinding fokus ruangan. Paling tidak ini untuk mengimbangi dan menyatukan desain dinding dengan lantai dari semen.

3. Plafon
Mudah-mudahan plafon rumah Anda tidak sampai terendam banjir. Tetapi seandainya memang terendam banjir mungkin ada baiknya untuk menggunakan konsep plafon terbuka yang mengekspos kuda-kuda atap. Dengan konsekuensi kuda-kuda atap harus difinising dengan cat kayu supaya tampil lebih enak dipandang mata.

4. Furniture
Saya menganjurkan untuk menggunakan furniture dari besi seperti besi tempa atau besi biasa yang difinising cat duco.
Penggunaan furniture dari besi atau besi tempa bisa untuk tempat tidur atau meja makan, neja kerja/belajar dan lainnya.

Selain besi tempa bahan alumunium bisa juga dijadikan pilihan untuk kursi makan, kursi tamu, armchair yang banyak dijual di toko2 alumunium saat ini. Harganya juga jauh lebih murah ketimbang perabotan yang terbuat dari besi dan besi tempa. Penggunaan sofa sebaiknya dipertimbangkan kembali. Atau bisa juga merancang sofa sendiri menggunakan besi tempa dan diberi bantalan busa yang dilapis kulit sintetis atau berbahan sunbrella, kain tahan cuaca panas dan hujan.

Untuk lemari pakaian lebih baik gunakan lemari plastik yang terdiri laci-laci seperti produk dari Lion Star. Saat ini desain laci-laci plastik semakin bertambah baik. Ada yang dirancang berwarna dan tampak seperti "kayu". Selain mudah dibersihkan plastik juga lebih tahan air. Alternatif lainnya adalah menggunakan lemari yang berangka pipa besi dan dibungkus sarung plastik. Itu lho lemari yang menggunakan ritsluiting untuk menutup "pintu"nya. Lemari-lemari yang biasa dibelikan untuk pembantu di rumah. Jangan meremehkan lemari sederhana seperti itu. Karena lemari seperti itu justru lebih tahan lama ketimbang lemari berbahan softboard & MDF. Soal tampilan bisa diatasi dengan menjahitkan sarung baru. Tetapi akhir2 ini saya sering mendapatkan lemari ini tampil dengan desain sarung yang lebih menarik seperti keluaran IKEA di Carrefour.

Untuk kasur sebaiknya gunakan kasur dari bahan busa ketimbang menggunakan kasur pegas.

5. Tips lainnya
Ada baiknya juga Anda selalu menyediakan kontainer beroda dari plastik dibawah tempat tidur Anda untuk menyimpan pakaian darurat atau selimut untuk berjaga2 karena banjir selalu datang dengan sangat cepat.

Penggunaan material alumunium atau plastik untuk kusen & pintu di dalam rumah juga bisa dipertimbangkan untuk mengganti kusen & pintu kayu yang mengembang karena menyerap air setelah banjir.


Konsep ini didesain sepenuhnya dengan pertimbangan penekanan pada aspek fungsional. Jadi kalau secara estetis materialnya terlihat murahan jangan terlalu pesimis. Dengan pemilihan warna yang tepat kesan murahan itu bisa diminimalisir.


Thursday, July 30, 2009

STATIC OUT DYNAMIC IN, Dinamika dalam Desain, Gerakan yang Membuat sedikit Terengah-engah

Tentu saat ini semua pasti sudah pernah mendengar atau melihat dan membaca tentang gedung yang dinamis yang mampu berputar setiap lantainya di Dubai, yang menurut kabar akan dinamai The Dynamic Tower. Untuk yang belum pernah mendengar mungkin bisa dilihat di situs teman saya Bartian di sini.

Sejak jaman baheula, karya seni mulai dari patung hingga arsitektur pasti memiliki unsur dinamis meski materinya sendiri sebenarnya statis. Jadi meskipun patung/bangunan/lukisan itu statis alias berdiri diam, tetap saja terasa ada irama yang dinamis jika diamati lebih lanjut. Mungkin yang belum mengerti alias awam atau tidak terbiasa akan sulit dalam menyelami apa yang saya maxudkan.
Namun nampaknya saat ini pengertian dinamis dalam sebuah kestatisan/diam terasa mulai harus mengalami pemaknaan ulang yang lebih kontemporer.

Dinamis tidak cukup hanya secara intrinsik, tapi harus menjadi letterlijk, bergerak secara lahiriah, secara kasat mata telanjang. The Dynamic Tower ini contohnya. Tidak menarik lagi segala yang diam dan statis. Yang dinamis dan bergerak itulah yang akan menjadi kecenderungan baru. Ini baru dalam bidang arsitektur. Meskipun ide gedung yg berotasi bukanlah hal baru. Tapi The Dynamic Tower berhasil membawa dinamika arsitektur ke tataran baru.

Dan gejala kedinamisan yang baru ini sudah menyentuh dalam bidang interior.

Sebagai contoh bola lampu kaca yg dipasang di diskotik2 jaman klasik disko. Bola kaca itu berputar meski hanya di tempat tetapi berhasil membawa kedinamisan sorot cahaya lampu lainnya bergerak berputar mengelilingi ruangan. Membuat suasana di dalam ruang disko menjadi dinamis. Kemudian seiring dengan perkembangan teknologi, diciptakan lampu2 sorot yg dinamis utk keperluan dunia hiburan. Saat ini mungkin lampu yang berputar atau bergerak memang sudah sangat banyak digunakan untuk lingkungan domestik, meski masih terbatas pada penggunaan lampu meja dengan motif2 yang unik.

Tapi seiring dengan perkembangan lampu LED, penggunaannya tidak semata untuk penerangan hemat energi semata2. Tetapi juga dalam hal pembuatan dekorasi perpaduan antara seni dan teknologi. Diawali dengan munculnya LED wall hanging pictures. Meski umumnya hanya berupa gambar2 statis entah berupa pemandangan seperti air terjun tapi berkat teknologi LED gambar statis tersebut terkesan bergerak dengan dinamis. Gambar statis menjadi dinamis berkat permainan cahaya. Bahkan beberapa dilengkapi dengan efek suara sehingga terkesan benar2 hidup.

Setelah penemuan LED wall hanging pictures, saat ini telah menjamur Digital Photo Frame. Dari ukuran 7 inchi hingga belasan inchi. Dirancang untuk menyimpan data2 foto. Bisa diatur sehingga nampak seperti slide show dengan kecepatan yang dapat diatur.Sehingga foto2 yang Anda pajang tidak akan nampak membosankan karena terus berganti2. Sangat dinamis bukan?

Hmmm lama saya jadi berpikir kira2 apa yang akan terjadi dengan desain interior nantinya? Apakah nanti tampilan lemari pakaian kita bisa berganti2 motif urat kayu dan warna karena ada panel LED di bagian dinding dan pintu luarnya? Atau sofa yang berlapis kain bunglon sehingga bisa berubah2 warna tergantung cahaya yang menimpanya? Atau tatanan interior rumah yang bisa berubah2 seperti panggung pergelaran Grammy di Amerika sana? Atau suasana ruangan yang berubah-ubah tema berkat permainan proyektor ke dinding?

Menjadi statis memang cenderung membosankan, tapi nampaknya menjadi dinamis perlu stamina yang kuat untuk terus mengikuti perkembangan jaman.

Wednesday, July 29, 2009

MALACHINA CABINET



Setelah sekian lama berkecimpung dalam dunia customized furniture, kali ini !GLOO mencoba untuk menghasilkan loose furniture untuk menghiasi ruangan Anda. Dengan line Malachi Living, saya membuat seri Malachina. Sebuah seri bertema chic oriental. Untuk kali ini saya persembahkan sebuah credenza dengan desain yang simpel, jujur, dan unik. Sebuah karya desain yang akan memiliki 'umur panjang' dengan pemiliknya. Berbahan kayu lapis dengan finishing impor high pressure laminate yang tahan air dan panas serta mudah perawatannya. Dengan kaki stainless steel yang akan menambah kesan kokoh dan kontemporer. Credenza berukuran 70x45x85cm ini akan mempercantik ruangan Anda.

price: Rp.2.250.000,- *Jkt
for order feel free to email me.

Friday, July 24, 2009

MENYULAP RUKO MENJADI NEWLYWED ROOM

Pekerjaan yang sudah cukup lama tertunda.
Kadang kalau sudah tahu enaknya pakai drafter jadinya malah ketagihan.
Konsep saya yang buat, drafter tinggal mewujudkan apa yang saya konsep. Menyulap lantai sebuah ruko menjadi kamar tidur yang nyaman untuk pasangan pengantin baru.


Tuesday, July 21, 2009

MINI KITCHEN AT MEDITERANIAN

Memiliki apartemen mungil bagi mereka yang masih lajang adalah sebuah kebanggaan tersendiri. Mini kitchen ini bertempat di apartemen Mediteranian Tanjung Duren. Apartemen mungil untuk seorang lelaki lajang. Dapur yang mungil cukup untuk memenuhi kebutuhan penghuni sebagai seorang lajang. Tidak menyita tempat tapi cukup untuk mengakomodir kegiatan dapur.



BATIK FOR DECORATION



While this seems to arise is the tendency to lift return prestige in society Indonesian batik even to foreign countries. It arose as a reaction against patent Malaysia on batik. People should realize that the technique of making patterns by using a candle night as the color barrier, or who we know as the techniques of batik, a technique which is universal. Which could be also used in India & China, though with different names.


The case is much more developed batik in Indonesia especially in Java. That's a different issue again. Because of batik in Indonesia is growing not just as a decorative technique but also with his philosophy even as a means of their application materials.


Development of Ornamental Variety Batik
Did you know that the word batik is derived from the word in the Java language that is the point or nitik which means making a point? Point is known as one of the motives filler or also known as isen in batik decorative pattern. From the point of growing up to be a motif of flora, fauna and even airplanes in the colonial era.


In its development, especially in Java batik motifs have various influences. In fact, each ornament in Javanese batik has a very complex design philosophy. That is why the world recognize that Java is a development center of batik to be like now.




Since its first decorative batik experience a variety of evolution because of various influences. For example, the character and social position of the users of batik cloth, situation and social conditions that are going on the community, the influence of foreign culture into Indonesia. Ornamental pattern batik is also influenced by the performing arts such as puppets, architecture and even literature. This shows how batik is very flexible to adapt to the development of society.


Currently, even a small community in Papua began developing distinctive Papuan batik. There's even Aboriginal batik ornaments, Danish or Indian. Of course this is due to the influence of free trade. Variety of decorative batik can be interpreted in accordance with market demand.


Perhaps this can be interpreted as the decadence of the achievement of Javanese batik as we know it. But I believe that batik will reach its own equilibrium. Variety of decorative batik with traditional grip equipment will continue to be maintained because of its uniqueness is not cracked by the era. While the batik ornament with a more progressive stream will also continue to grow.


Batik as Interior Decorating Elements
Previously only known application of batik on cloth. More specifically, in natural fiber fabrics. But today even the batik technique successfully applied to synthetic materials such as Lycra as is done Carmanita several years ago.


And since the early 1990s batik technique applied on the wood began to be known in general. Batik techniques on the wood is actually initiated by the business people are trying to find batik cloth breakthrough amid sluggish trade in batik cloth late 1980s into early 1990.


The development of techniques such as batik on wood pule wood, pine & albizia produces new developments in interior decoration. With the technique of batik on wood, there arose a product display with batik motifs such as masks, frames, candlesticks, jars depositors, mailboxes, bowls of wood, tissue box, file storage cabinets and even tiny. Because using the batik technique is exactly the same as the above technique of batik cloth, the interior decor knick knacks that produced too small. Given the difficulty of the work by using a large wooden material.


But breathe batik decoration products do not stop at the wood material. Iwan Tirta, a maestro of batik, applying batik designs with Chinese influences on tableware made of ceramics since several years ago. Jaya Ibrahim, a qualified interior designer international, designed the wooden wall panels are carved with batik motifs kawung for Dharmawangsa hotel. Even Bin House designing devices made of glass tableware that was etched with batik ornaments.






Batik technique is known as a means of expression in the form of crafters Yogya batik painting on fabric. Many souvenirs in the form of batik painting can be found in souvenir shops in the capital of Jogjakarta or department store network.


Batik as textile products, can also be used as other disposable items for interior decoration such as ornamental walls, insulation space, pillowcases, tablecloths. Even batik stamp tool can be used as a display of batik.


Batik Development for Future Interior Decorating


Various functions batik batik above shows the ability to adapt to flexible, which raised hopes that Indonesia will be able to develop the classic batik motifs on new materials to support the interior design. Is not this nation has a lot of institutional design and designers? Just how the industry would cooperate with designers and design institutions to create interiors with a breath of batik products. Do we just want to be spectators who witnessed our classical batik decoration used by the designers of other countries to patented as their copyright? Or we ourselves develop our classic batik decoration in various elements of interior decoration.


It is not possible someday classical decorative motif appearing in the wallpaper, floor tiles, ceramic walls, sofa cloth, curtain cloth, carpet, gypsum list, chandeliers. With the touch of a breath of batik designers Indonesia, Batik Indonesia will become the nation's identity with a new, more modern interpretations that can be accepted by the public and younger generation in particular.





Monday, July 20, 2009

A RESIDENCE AT CENGKARENG

Originally around end December 2008 I've had time to measure and make a design. But then I was a little lazy to follow up because I couldn't stand the traffic jam to the locations. It took about two hours long to get there than the normal half an hour. I had decided to turn down this offer. But somehow the owner just waited until May the next year. She asked me personally to design her furnitures. Starting from the master bedroom continues until finally the kitchen and bathroom.






"Noo...just give me one big closet...." - Satu Lemari untuk Sepatu Takkan Pernah Cukup

""No... Just give me one big closet.."
That's the word of Carrie Bradshaw's quote in the movie Sex and the City.
A Indonesian hat maker once asked why women could pay much more for shoes than for the hat? Women did not hesitate to spend more money for shoes. Why is it so?
Well let me explain why.
Hats are used for parts of the body above, the head including the face. Head always get more attention than the rest parts of the body especially what we called feet. During we speak certainly we look at the head instead of the feett. During sleep, our heads always have a pillow to support while the legs do not get the foot pads. Both functions of the foot and head equally important. Legs without a head cannot move to the direction where it was originally addressed. But the head with no legs cannot reach the same destination. Head always be praised because there is the hair, the crown. Though the feet also likely to support the whole body. But often foot instead received less attention.
Head refers to the mind. Foot pointed to the journey of life.

Head shampooed every day, got treatment, facials, toothbrushes. While foot care mostly only get washed every day. The best a foot can get is a rarely pedicure or reflexology treatment. The bottom line head treatment far more numerous and intense than foot care. Often the foot is not getting more attention than the head.

So naturally if someone is spending more for shoes than the cap. 

Shoes refers to the attainment of life's journey, a process that has endured throughout life. The price is certainly expensive. Because life is precious. Feet feasible to get an expensive shoe

According to Valerie Steel in her Shoes Lexicon of Style, there is little of Imelda Marcos in many women. Research shows that average American women have at least 12 pairs of shoes, two times more than average American men have.
Shoes for women is a sex symbol, the symbol of supremacy and position of power or domination over men's passions of her leg.

Why do women love to wear high heels?
Wearing high heels makes the body of a woman's anatomy changed. What held high heel due to automatic upper body of a woman will adjust to balance the body. That means the calves will look more levels, more and tighten your buttocks, shoulders pulled back so that breasts make women's breasts will look even bigger.
And voila a woman look more sexy after wearing high heels. Become more sexy to give power to a woman to control men.
So do not wonder about women's need are not featured in the dictionary about a shoe. Shoes are a reflection of life's journey, step from a woman.
If according to figures Rebecca Bloomwood fictional character Sophie Kinsella's work, fashion shoes is an investment, investment that will boost performance image.
Below are some designs I've ever shoe closet design. See how small the room is I have to be able to accommodate as many as possible of my clients' shoes.


.

HOW TO ACCESSORIZED YOUR INTERIOR...... Projecting Your Image to Your Interior



I used to get bored reading interior blogs or articles which were so serious. I want something more playfull. That's why I write this guidance. Don't take it too seriously, as I mean it as allusions. Some people tend to be exaggerated to show that they really mean something to whole world. But if you take this guidance seriously, you'll find out that this guidance is also really usefull if you really have passion on those things exp movies, music. You can apply this guidance to your own room, home, apartment or office -just in case you have good position that have right to decor it yourself'.

  1. If you really want to project your image as a conservative, republican, religious people, you should decorate your interior with posters with religious themes such as Holy Mary, not to forget Jesus in Last Supper.
  2. If you want your guests get the right image of yours as an educated people, put your National Geographic magz, common health books on your coffetable as if they are coffetable books.
  3. If you want to stand your positions as a socialite, frame your pictures with famous and rich people like celebs and then hang them on your walls. Or you can put them on top your desk.
  4. If you need people to consider you as an art expert, put some famous painters' posters, which is much friendlier to your pocket than the real ones, and hang them on the walls. Maybe you can put some art books on your coffetable too.
  5. If you really crave for an image as an music expert, put a baby piano, tough you can't play it, on your living room, hang your guitar you get by bidding on e-bay on the wall. Put some biography books of famous musicians on your coffetable alongside with your collectible CD's such as Ray Charles, Billie Holiday even tough youre not really into their music.
  6. I will put one more guidance as bonus. If you need people to know you as a hardcore moviegoers, hang some movies posters on your wall. Put some movies script book on your coffetable and you'll get intant result

That is just my opinion.

Tuesday, May 26, 2009

Malachi Living

Firstly I'd like to tell that previously our company was known with different name. Suddenly it became to late to know that other company on other part of the world had patented those name under the same field, design.

So let me introduce you to our new name Malachi Living. We provide various of services, from interior to furniture design. From kitchen to walk in closet. We also provide personal shopping for home accessories. And last but not least interior writing for printed media.

Awalnya saya sudah dikenal dengan nama yang berbeda. Tapi sepertinya nama tersebut telah lebih dulu digunakan oleh perusahaan lain di belahan bumi yang berbeda. Karena itu saya memulai dengan nama baru Malachi Living, sebuah layanan interior design, customade furniture design, personal shopping for home accesories, serta interior writing.