Thursday, May 19, 2011

KAWUNG, MOTIF BATIK LOKAL MENUJU GLOBAL

Batik memang telah diakui UNESCO sebagai salah satu kekayaan budaya dunia yang berasal dari Indonesia. Namun motif batuk kawung adalah motif batik yang dapat dengan mudah mengglobal mengingat pola geometrisnya yang universal hingga dapat dengan mudah diterima oleh segala bangsa. Apa yang membuat saya memilih motif batik kawung ini adalah sebagai desain yang paling Indonesia karena pola kawung ini memiliki filosofi yang mendalam.

Motif batik Kawung
Motif kawung berasal dari penampang buah aren, biasa dikenal dengan nama kolang kaling, berbentuk oval yang dalam bahasa Jawa disebut kawung. Penampang oval tersebut ditata secara diagonal berjajar terpusat serta simetris hingga membentuk ilusi  optik seakan bunga yang memiliki empat kelopak. Aren yang manis, pohonnya yang  tegak lurus tak bercabang memberikan nilai keagungan, keadilan dan kebijaksaan pada  motif kawung. Bunga empat kelopak menyimbolkan bunga teratai yang menambahkan  nilai kesucian pada kawung. Perpaduan antara bentuk bunga dan buah membawa arti  harapan dan kesuburan. Keempat arah dari kelopak bunga juga merefleksikan empat  arah mata angin yang akan membawa cahaya kebijaksanaan.

Tak heran jika motif batik kawung menjadi begitu popular dengan begitu tinggi makna yang terkandung di dalamnya. Hanya di Indonesia motif yang sebenarnya universal itu mampu memiliki arti yang demikian mendalam.

Sementara teknik batik di Indonesia sudah sangat berkembang hingga bukan hanya di atas sehelai kain tapi juga di atas potongan kayu. Namun kesederhanaan motif batik kawung membuat penerapannya merupakan yang paling mudah untuk diaplikasikan.

Wallpaper dan wallcover berupa panel bermotif Kawung
dalam ruang tidur rancangan Rudi Dodo 
Panel dinding di Hotel Darmawangsa rancangan Jaya Ibrahim
Panel kayu bermotif Kawung rancangan desainer interior Jaya Ibrahim
untuk Hotel Darmawangsa
Berkat orang-orang kreatif Indonesia, motif Kawung dapat kita temukan pada berbagai elemen ruangan sebagai dekorasi. Kawung telah diterapkan oleh desainer interior yang nama dan karyanya telah terkenal di mancanegara, Jaya Ibrahim. Ia menciptakan panel dinding yang diukir dengan motif kawung untuk Hotel Darmawangsa di Jakarta. Arsitek Heru M. Prasetyo untuk sebuah rumah tinggal rancangannya di kawasan Serpong, memberikan aksen atraktif dengan membuat partisi di teras muka rumah yang terbuat dari besi bermotif batik kawung dan diberi pengecatan rona putih. Sementara desainer interior Rudi Dodo merancang kamar tidur yang diberikan sentuhan kertas pelapis dinding maupun penutup dinding berupa panel kayu bermotif kawung di Pondok Gede.

Desainer perabot yang karyanya telah dipertunjukkan dalam berbagai pameran desain di mancanegara, Alvin Tjitrowirjo, juga telah mengaplikasikan motif kawung pada meja maupun rak berbahan besi dengan teknik laser cut yang diberi pengerjaan akhir berwarna putih.

Meja berbahan besi dengan teknik laser cut tercipta motif Kawung,
rancangan desainer perabot Alvin Tjitrowirjo
Studio 181, sebuah studio keramik di Bandung, menghasilkan produk keramik dinding bermotif Kawung.

Keramik dinding bermotif Kawung produksi Studio 181
Keramik dinding bermotif Kawung produksi Studio 181
Sementara produsen perlengkapan makan keramik terbesar di Indonesia, Kedaung, juga menggunakan Kawung sebagai ornamen hias untuk salah satu koleksi mereka. Bukan hanya Kedaung, namun produsen kain pelapis sofa dan kertas pelapis dinding asal Amerika, Quadrille, juga telah membawa motif Kawung mendunia lewat produk mereka hingga dipajang di berbagai majalah dekorasi di Amerika.

Wallpaper Quadrille bermotif Kawung dalam majalah Coastal Living Oktober 2009
Wallpaper Quadrille bermotif Kawung
dalam majalah Coastal Living Oktober 2009
Kain pelapis sofa Quadrille bermotif Kawung dalam majalah Elle Decor
Kain pelapis sofa Quadrille bermotif Kawung
dalam majalah Elle Decor

No comments:

Post a Comment