Sunday, December 5, 2010

PERSPEKTIF

Di Indonesia ini penduduknya lebih banyak yang Luar Negeri Minded..... Yah meski sekarang banyak produk dalam negeri yang diakui luar negeri sebagai produk bagus, tetap saja rasanya kalah bersaing dg image barang2 dari LN.... Tapi responsnya sih sudah mulai membaik ya...

Semalam nonton National Geographic Megacities... yang kok ndilalah ya ditayangkan dua televisi swasta dalam semalam hanya berbeda sejam jarak jam tayang... apakah ini promo terselubung dari pemda DKI? Entahlah, rasanya bisa jadi tapi bisa juga tidak....

Gw sih memilih utk sedikit berpikiran terbuka dan mencoba melihat dari perspektif NatGeo memandang keberhasilan yang sudah dicapai oleh Pemda DKI, di tengah berbagai kemelut yang melanda Jakarta... Agak penasaran juga soalnya melihat kok NatGeo bisa begitu perhatian dengan apa yang sudah dicapai Jakarta, yang rasanya buat gw sepertinya nggak mungkin ada prestasi selain soal Mal yang ternyata Taman Anggrek dan Grand Indonesia itu termasuk dalam 20 mal terbesar di dunia. Padahal kalau mengelilingi dua mal itu rasanya sih kecil2 saja dan sudah cukup terbiasa dengan luasnya hingga terasa agak membosankan.

Dan mengejutkannya ternyata rencana besar Pemda DKI lumayan realistis meski masih dalam tahap pelaksanaan dan belum terlihat hasilnya.

Yang baru terlihat hasilnya adalah Banjir Kanal Timur yang sukses membuat sekitar 2 juta penduduk di kawasan Timur tidak lagi takut kebanjiran di tengah malam. Juga reklamasi pantai untuk mencegah adanya banjir akibat air laut pasang. Serta pompa2 berjumlah ratusan yang akan memompa air ke laut. Serta revitalisasi situ2 atau daerah2 penampung air yang diharapkan dapat menyerap, menyimpan air saat curah hujan meningkat.

Trans Jakarta juga dinilai sebagai sebuah kesuksesan dan berhasil mengangkat isu gender dg adanya pengemudi wanita. Pembangunan infrastruktur jalan layang yang tidak memerlukan pelebaran jalan yang akan membutuhkan dana besar untuk pembebasan lahan. Bahkan teknik pembangunan jalannya yang diterapkan oleh kontraktornya pun dianggap sebagai sebuah terobosan dalam membangun jalan layang di area lahan yang terbatas.

Dan yang paling mencengangkan buat gw adalah ternyata Jakarta memiliki pembangkit listrik tenaga sampah. Ya dari hasil sampah2 organik yang dijadikan kompos, dihasilkan gas metana yang kemudian digunakan sebagai tenaga untuk pembangkit listrik. Memang masih kecil jumlah listrik yang dihasilkan masih 2 Megawatt. Tapi mesin itu ke depannya akan ditambah jumlahnya hingga sekitar 20an kalau gw tidak salah ingat. Gila ya? Dulu nonton di entah di NatGeo atau Discovery gitu negara mana punya pembangkit listrik tenaga sampah, trus gw membayangkan duh seandainya di Indonesia ada juga.... Eh kok ya tak diduga tak disangka ternyata punya.... Bangga deh jadinya kalau kita nggak kalah dengan mereka yang di luar...

Hebat juga ya ternyata Pemda DKI. Padahal kalau di twitter lebih sering dimaki-maki oleh penduduknya. Dan kejadian seperti ini ternyata berlaku untuk pemerintah di Merapi yang dianggap lamban, tapi justru oleh orang Eropa yang nekad mengunjungi Merapi saat meletus malah kagum atas kesigapan pemerintah dan TNI dalam menangani permasalahan pengungsi Merapi dengan segala kekurangannya.

Memang kalau sehari-hari berkutat dengan masalah yang sama kadang kita suka lupa melihat dari perspektif yang berbeda. Dan rasanya memang yang bisa membukakan mata dan perspektif kita hanya orang asing yang melihatnya dari sudut pandang yang berbeda dari yang biasa kita lihat.

No comments:

Post a Comment